REPUBLIKA.CO.ID, NIAMEY -- Niger telah menghentikan lebih dari 500 calon migran yang berusaha menyeberangi Sahara ke tetangga Aljazair pada empat bulan terakhir, kata kementerian kehakiman, Selasa, saat pihaknya menumpas geng-geng yang mengangkuti orang-orang menyeberangi gurun.
Tiga puluh sembilan orang termasuk 29 perempuan telah ditahan dengan tuduhan perdagangan manusia di kota pertambangan uranium utara
Arlit, yang menteri kehakiman dan juru bicara pemerintah Marou Amadou kunjungi pekan lalu, kata kementerian itu dalam satu pernyataan.
Niger terletak di persimpangan jalan dari rute migran yang menghubungkan Afrika Utara ke seluruh benua.
Sebagian besar migran menuju ke Aljazair adalah perempuan dan anak-anak yang berasal daerah terpencil Niger tenggara, dan dikirim untuk mengemis di luar masjid-masjid lAljazair.
Banyak orang beremigrasi melarikan diri Niger yang, meskipun menjadi produsen uranium dan salah satu produsen minyak terbaru di Afrika, namun PBB memberi peringkat sebagai salah satu negara termiskin di dunia dan menghadapi kekurangan pangan akibat kekeringan abadi.
Amadou mengatakan dalam pernyataan, bahwa sulit untuk menghalangi dan menegur mereka yang terlibat dalam perdagangan manusia.
"Orang-orang yang muncul untuk menjadi korban, terutama perempuan, kadang-kadang tidak perlu," katanya.
Pemerintah berjanji untuk menindak penyelundupan setelah 92 migran meninggal karena mencoba untuk melakukan perjalanan yang sama ke Aljazair akhir tahun lalu.
Nasib lebih dari selusin migran masih belum diketahui setelah ditinggalkan oleh penyelundup di gurun Sahara pada Mei.
Sedikitnya 13 dari lebih 50 kelompok telah ditemukan tewas sementara 14 lainnya berhasil diselamatkan.