REPUBLIKA.CO.ID, AUSTRALIA -- Data Nasional dari Biro Statistik menunjukkan perekonomian Australia pada kuartal pertama tahun ini tumbuh sebesar 3,5 persen. Prosentarase sebesar ini di atas perkiraan sebelumnya 1,1 persen
Angka ini menunjukkan pertumbuhan tahunan terbesar selama hampir dua tahun di Australia, sejak bulan Juni 2012. Prediksi dari para ekonom berpusat pada pertumbuhan Produk Domestik Bruto (PDB) per kuartal di angka 0,9 persen, meskipun ada 29 prediksi yang bervariasi antara 2,8 dan 3,6 persen.
Pendorong utama dari pertumbuhan ini adalah sektor pertambangan, yang menyumbang 80 persen dari total pertumbuhan di kuarter ini. Khususnya naiknya ekspor komoditas sebagai akibat dari pesatnya hasil produksi dan musim topan yang tidak separah biasanya di bagian utara Australia, yang berarti kurangnya gangguan pada proses produksi dan pengapalan.
Seperti dilaporkan sehari sebelumnya ekspor bersih menyumbang terbesar pada kuartal ini, menambah 1,4 persen poin ke pertumbuhan ekonomi yang sebesar 1,1 persen. Selain itu, komsumsi rumah tangga juga menambah 0,3 poin dan ekspansi perumahan menambah 0,2 poin.
Sementara PDB melonjak di atas harapan, penurunan sebesar 1,2 persen dalam perdagangan mengurangi pertumbuhan pendapat nasional secara riil menjadi hanya 0,8 persen saja.
Ekonom Kepala CommSec Craig James memuji angka pertumbuhan ini dan mengatakan bahwa telah mengalami pertumbuhan ekonomi selama 23 tahun berturut-turut. "Data terakhir menyadarkan kita semua bahwa. Bertentangan dengan persepsi saat ini, ternyata perekonomian Australia bertumbuh dengan baik. Nyatanya, sangat baik," tutunya.
"Perekonomian kita tumnuh dengan nyaman di atas tren atau 'laju normal'; inflasi terkendali, tingkat suku bunga rendah, produktifitas solid, dan pembangunan perumahan dan ekspor pun terus berkembang."