Rabu 04 Jun 2014 20:41 WIB

Panen Jeruk Munculkan Banyak Backpacker Bekerja di Industri Buah

Red:
abc news
abc news

REPUBLIKA.CO.ID, VICTORIA -- Menjelang musim panen jeruk, para petani jeruk di berbagai wilayah di Australia, seperti Sunraysia di Victoria dan New South Wales, mencari pekerja untuk membantu panen. Selama bertahun-tahun, yang menjawab panggilan kerja itu adalah para turis backpacker yang ingin memperpanjang visa dan berhemat.

Minggu lalu, senator liberal Tasmania, Eric Abetz, menyarankan  sebaiknya anak muda Australia bekerja memanen buah. Langkah ini dilakukan sebagai penyikapan terhadap meningkatnya jumlah pengangguran usia muda.

Sekilas, ini memang tampak sebagai penyelesaian yang sempurna. Ada pekerjaan dan ada yang mencari kerja. Tapi kenyataannya sudah bertahun-tahun pekerjaan memetik buah itu dilakukan oleh para backpacker.

Sekitar lima tahun lalu, pemerintah Australia memperkenalkan program yang memungkinkan turis dari negara-negara tertentu tinggal di Australia lebih lama. Caranya, dengan bekerja di industri yang digaji dengan bayaran pekerja di perdesaan. Cara ini bisa memanfaatkan waktu tinggal di Australia selama 88 hari.

Salah satu yang menjalani ini adalah Amy Davis dari Inggris. Ia sedang bekerja di perkebunan di Mildura, Victoria. Di Inggris, Ia bekerja sebagai resepsionis dokter. Tapi saat ini dia mengemas jeruk untuk menghabiskan 88 harinya.

Scott Cameron, dari lembaga nirlaba pencarian kerja MADEC, menyatakan bahwa perubahan terhadap sistem visa telah mengubah permintaan dan persediaan tenaga kerja. "Sejak berjalannya program itu, kita tak mengalami kekurangan tenaga kerja seperti lima, enam, tujuh, delapan tahun lalu," ucapnya, baru-baru ini.

Selama kira-kira 10 tahun terakhir, Vince De Maria, petani jeruk di Morquong, New South Wales, memperkerjakan para backpacker untuk mengemas buah dan memanen sayuran.

Ia menyeimbangkan jumlah pekerja lokal dan staf jangka pendek.

"Kita sempat mengalami kesulitan mencari tenaga kerja yang konsisten dan bisa diandalkan,"  cerita DeMaria. "Selama musim panen jeruk, kita butuh banyak orang di daerah ini, dan para backpacker datang memenuhi kekosongan itu."

"Dari pengamatan kami, begitu 88 hari sudah mereka jalani, atau bahkan lebih cepat dari itu, kita mengganti banyak staf. Jadi kita menghabiskan banyak waktu melatih tenaga kerja kami, tapi tak apa, karena mereka cepat belajar."

Menurut John George, yang menjalankan hostel Mildura International Backpackers, para backpacker penting untuk industri setempat.

"Para petani dan tokoh bisnis sangat tergantung pada pekerja musiman, dan kadang ingin lebih dari yang tersedia," ceritanya.

Disclaimer: Berita ini merupakan kerja sama Republika.co.id dengan ABC News (Australian Broadcasting Corporation). Hal yang terkait dengan tulisan, foto, grafis, video, dan keseluruhan isi berita menjadi tanggung jawab ABC News (Australian Broadcasting Corporation).
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement