REPUBLIKA.CO.ID, AUSTRALIA -- Sejumlah peneliti dari Universitas Australia Barat mengungkapkan, enam sms dan email bisa digunakan untuk memperbaiki pola makan generasi muda. Sebelum penelitian ini dilakukan, seluruh partisipan mengkonsumsi serat dengan porsi kurang dari apa yang direkomendasikan. Yakni dua sajian atau dua kali buah dan lima sajian sayur-mayur per hari.
Mereka rata-rata hanya mengkonsumsi 1,6 kali buah dan 2,3 kali sayur. Tim penelitian, yang berasal dari Fakultas Psikologi dan Fakultas Kesehatan dan Ilmu Olahraga Universitas Australia Barat, menggunakan metode komunikasi elektronik untuk mempromosikan buah dan sayur kepada 71 mahasiswa S1.
Penelitian ini membuktikan bahwa masukan-masukan yang didasarkan pada pola makan yang positif membantu meningkatkan konsumsi buah dan sayur dari para responden penelitian, dan bahwa email dan SMS sama-sama efektif di dalam menyalurkan sejumlah masukan tersebut.
Christopher Rompotis, salah seorang peneliti dari Fakultas Psikologi, mengatakan, mereka yang berusia 18-34 tahun berada di kelompok yang berisiko menerapkan pola makan tak sehat
“Sebagai orang yang berada dalam fase ini, biasanya mereka tengah mengalami gejala otonomi atau kebebasan, dimana mereka tak selalu makan di rumah. Mereka bisa cari uang sendiri, pergi dan membeli apa yang mereka mau,
Christopher mengatakan, pesan-pesan bernada kesehatan yang sifatnya umum, dan juga pesan yang fokus pada pembentukan pola makan, terbukti mampu memperbaiki diet para responden selama delapan minggu. “Riset kami sangat terfokus pada kerangka pola makan ini, dimana pesan-pesan yang dikirim selalu menyelipkan pengetahuan tentang manfaat mengkonsumsi berbaga macam buah dan sayur,” jelasnya baru-baru ini.
Masukan untuk meningkatkan konsumsi serat bisa berupa hal-hal sederhana seperti memindahkan mangkok buah ke bagian tengah meja makan, atau menaruh buah dan sayur di kulkas bagian depan.
Hasil penelitian ini telah dipublikasikan dalam Harian ‘the Australian’ dan Jurnal Kesehatan Masyarakat Selandia Baru.