REPUBLIKA.CO.ID, RIYADH -- Bulan suci Ramadhan tidak kurang dari sebulan lagi. Namun, harga beras di Arab Saudi sudah mulai mengalami kenaikan selama beberapa minggu terakhir. Kenaiknannya mencapai 45 persen.
Seperti diberitakan di Arabnews, Kamis (4/6), pasokan yang berkurang dari negara-negara pemasok beras ke Arab Saudi menjadi alasan para pedagang menaikkan harga beras. Selain itu, permainan para pedagang dengan menimbun beras juga menjadi penyebab harga beras di Arab Saudi mengalami kenaikan dalam beberapa minggu terakhir.
Selain itu, para pedagang juga menyalahkan prinsip suplay-demand di tingkat global. Para pedagang mengatakan, mereka tidak memiliki kontrol atas sistem tersebut. Akibatnya, kenaikan harga beras pun tidak terelakkan.
“kenaikan beras menjelang ramadhan sudah biasa, namum tahun ini kenaikan sangat tajam,” ujar salah satu pedagang.
Tidak hanya beras, harga gandum menjelang bulan ramadhan di Arab Saudi juga mengalami lonjakan harga yang signifikan. Lonjakan harga gandum tersebut mencapai 40 persen. Diperkiran lonjakan harga akan terus meningkat dalam beberapa minggu ke depan.
Dengan kondisi harga yang demkian, departemen perdagangan Arab Saudi melakukan pemantauan harga ke pasar-pasar. Hasilnya, beberapa pedagang yang melanggar aturan pemerintah diberi sanksi berupa uang denda.