REPUBLIKA.CO.ID, ST. LOUIS -- Dengan mesin berteknologi tinggi, petani juga mencoba layanan agribisnis yang menjanjikan menambah keuntungan petani. Pertanian Finfrock memiliki 3.200 hektar jagung dan kedelai di Illinois tengah.
Bisnis ini adalah bisnis keluarga, pasangan suami-istri menjalankan bisnis ini hanya dengan anak laki-laki mereka dan seorang pekerja.
Untuk bercocok tanam di lahan yang besar ini dengan hanya 4 orang, keluarga Finfrocks ini menggunakan beberapa peralatan canggih.Traktor tersebut disambungkan dengan sebuah penanam yang bisa menyemai 48 baris secara bersamaan, yaitu 24 meter sepetak, dalam sekali jalan. Di jalan yang lurus, traktor bisa berjalan sendiri.
Tetapi Shelley Finfrock berkata bahwa ada satu hal yang tidak bisa dikontrol oleh teknologi. “Cuaca mungkin adalah hal yang paling penting, dan yang paling susah dikontrol,” katanya seperti dilansir VOA, Kamis (4/6). Finfrock mengatakan bahwa cuaca mempengaruhi semua aspek pekerjaan seorang petani: dari kesuburan tanah, gulma dan hama, sampai panen dan keuntungan.
Tanah di lahan di belakang rumah keluarga Finfrock terlihat kering. Tapi di bawah permukaannya, ada cukup embun untuk biji jagung tumbuh.
Masalahnya, curah hujan sangatlah bervariasi, bahkan dari lahan ke lahan. Dan karena lahan keluarga Finfrock tersebar di 5 daerah yang berbeda, mereka dapat membuang waktu banyak untuk datang ke satu lahan dan mendapati bahwa lahan tersebut tidak bisa ditanami.
Jadi, selama satu tahun terakhir, Finfrock telah menguji coba layanan online bernama Climate Basic.
Setiap pagi, sekitar jam 4:15, layanan tersebut mengirim teks yang berisi ladang-ladang keluarga Finfrock dan memberitahu seberapa banyak hujan tiap ladang dapat selama 24 jam terakhir.
“Kami mempunyai sebuah kebun satu mil dari tempat ini, dan program ini memberitahu saya bahwa kebun itu sedang kering, walaupun di sini kita baru turun hujan sekitar setengah inci,” katanya. “Jadi ini adalah alat yang cukup bagus untuk dipakai.”
Tetapi dibutuhkan data banyak untuk memberikan informasi cuaca yang mendetil kepada para petani. “Setiap hari kami berurusan dengan lebih dari 10 juta poin untuk hujan, yang diperbarui setiap satu jam sekali,” kata Tristan D’Orgeval, developer Climate Basic yang bekerja dengan Climate Corporation.
Ia berkata bahwa perusahaannya menggunakan data dari Layanan Cuaca National (NWS) dan sumber daya lain, beberapa publik dan beberapa swasta. “Termasuk radar, pengukur hujan dan satelit, untuk mendapatkan gambar curah hujan dari tiap ladang.”