Kamis 05 Jun 2014 18:28 WIB

Enam Tewas Saat Gerilyawan Serang Samarra Irak

Bom mobil di Irak, awal pekan ini (5/5).
Foto: Reuters
Bom mobil di Irak, awal pekan ini (5/5).

REPUBLIKA.CO.ID, SAMARRA -- Para gerilyawan melancarkan serangan besar terhadap kota Irak, Samarra, Kamis, menewaskan enam orang dan menduduki beberapa lingkungan, kata polisi, dokter dan saksi mata.

Para gerilyawan, yang datang dalam puluhan kendaraan, sebagian dipasang dengan senjata anti-pesawat, menyerang satu pos pemeriksaan utama di sisi tenggara Samarra, membunuh petugas keamanan yang menjaga dan membakar kendaraan mereka, kata beberapa saksi mata.

Mereka kemudian mengambil kendali beberapa daerah kota, sebelah utara Baghdad, menurut saksi, yang melaporkan melihat mayat kedua petugas keamanan dan orang-orang bersenjata berserak di jalanan.

Seorang wartawan AFP melihat helikopter menembaki kota.

Seorang mayor polisi dan dokter mengatakan enam polisi tewas dan 24 lainnya terluka dalam pertempuran itu.

Petugas polisi mengatakan, pasukan keamanan menarik diri dari daerah lain untuk membela satu kuil Syiah yang dihormati di pusat kota Samarra, yang dibom pada Februari 2006, memicu konflik brutal sektarian Sunni-Syiah yang menewaskan puluhan ribu.

Serangan itu terjadi saat terjadi kebuntuan antara pejuang anti-pemerintah dan pasukan keamanan di Provinsi Anbar, Irak, sebelah barat Baghdad, memasuki bulan keenam.

Kota Fallujah, hanya satu perjalanan singkat dari Baghdad, dan beberapa bagian dari ibu kota provinsi Ramadi, di barat jauh, telah berada di luar kendali pemerintah sejak awal Januari.

Kekerasan berjalan pada tingkat tertinggi sejak 2006-2007, dengan ketinggian konflik sektarian Sunni-Syiah di negara itu.

Lebih dari 900 orang tewas di Irak bulan lalu, menurut angka yang dikompilasi secara terpisah oleh PBB dan pemerintah.

Dan lebih dari 4.000 orang telah tewas sejauh ini, tahun ini, menurut hitungan AFP.

Para pejabat menyalahkan faktor eksternal untuk peningkatan pertumpahan darah, khususnya perang saudara di negara tetangga Suriah, dan bersikeras operasi luas terhadap gerilyawan mengalami dampak.

Namun kekerasan terus berlanjut, dengan para analis dan diplomat mengatakan, pemerintah yang dipimpin Syiah perlu berbuat lebih banyak untuk menjangkau kepuasan minoritas Arab Sunni guna mengurangi dukungan bagi militansi.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement