Jumat 06 Jun 2014 00:48 WIB

Infeksi Unta Picu Kematian Mers

Rep: Dessy Suciati Saputri/ Red: Mansyur Faqih
Warga Arab Saudi mengenakan masker untuk mencegah terjangkit penyakit Middle East respiratory syndrome (MERS) di Makkah
Foto: ap
Warga Arab Saudi mengenakan masker untuk mencegah terjangkit penyakit Middle East respiratory syndrome (MERS) di Makkah

REPUBLIKA.CO.ID, NOTTINGHAM -- Para dokter kini meyakini dan menemukan bukti pertama bahwa virus mematikan Mers telah disalurkan dari unta ke manusia. Hewan tersebut diduga menjadi sumber penyebaran virus Mers yang pertama kali menyebar di negara Arab ini. 

BBC melaporkan, sebuah penelitian yang dipublikasikan di Jurnal Ilmu Kedokteran Inggris telah menemukan virus yang identik dengan Mers di dalam unta dan para pemiliknya. Seorang pria berusia 44 tahun yang berasal dari Arab Saudi pun telah meninggal akibat infeksi ini. 

Pria tersebut dirawat di rumah sakit Universitas King Abdulazis di Jeddah. Ia dilaporkan telah merawat sembilan unta yang sakit sebelum dinyatakan terinfeksi. Catatan kesehatan itu pun menunjukan bahwa ia merawat untanya menggunakan obat tetes hidung. Sebuah analisa dari sampel virus yang diambil dari unta dan pasiennya menunjukan gen dari keduanya identik. 

"Data ini menyebutkan bahwa kasus infeksi Mers pada manusia ini ditransmisikan melalui kontak langsung dengan unta yang terjangkit," kata laporan tersebut. Tercatat, terdapat 681 kasus virus Mers yang menyebabkan 204 penderitanya meninggal sejak virus tersebut terdeteksi pada Juni 2012.

Jonathan Ball, professor ilmu pengetahuan virus di Universitas Nottingham mengatakan, semua bukti menunjukan unta sebagai pelakunya. "Ini mungkin menjadi kasus pertama dimana virus tersebut identik dan menunjukan bahwa ini merupakan bentuk transmisi," jelasnya. 

"Salah satu yang belum berhasil dipecahkan adalah apakah ini merupakan transmisi respiratory atau bukan. Pria tersebut merawat unta menggunakan obat tetes hidung, tetapi juga terdapat virus di dalam susu unta," tambahnya. 

Sementara itu, Profesor Paul Kellam dari Wellcome Trust Sanger Institute di Cambridge, mengatakan penelitian ini memperjelas bahwa unta sebagai sumber virus Mers.

"Meski pun begitu, dengan berbagai penelitian yang akhir-akhir ini juga dipublikasikan, unta hanya merupakan sampel setelah pasien manusia didiagnosis dan membuat petunjuk penyebaran infeksi sulit untuk dibuktikan," jelasnya. 

Sementara itu, Arab Saudi telah mengumumkan adanya peningkatan jumlah penderita Mers yang meninggal hingga 50 persen. Peningkatan jumlah korban meninggal ini didapatkan setelah pemerintah kembali mengolah data lama yang menunjukan jumlah penderita yang terinfeksi pada 2012 lebih tinggi lima kali lipat dari angka yang sebelumnya dilaporkan. 

Sehingga, jumlah total dari kasus terjangkitnya virus ini mencapai angka 688 dari 575 kasus. Sedangkan, jumlah korban meninggal mencapai angka 282 dari 190 orang. 

Peningkatan angka kematian akibat virus di Arab Saudi ini berubah menjadi 41 persen. Sebelumnya, kementerian kesehatan menyebut angka kematian hanya 33 persen. Virus ini diketahui dapat menyebabkan gejala seperti batuk, demam, serta pneumonia. 

Kementerian kesehatan mengatakan, meski pun jumlah kasus tersebut meningkat, namun angka infeksi dari kasus ini terlihat melambat. Lanjutnya, 353 orang telah sembuh dan 53 pasien lainnya masih dirawat. 

"Meski pun jumlah kasus tersebut meningkat dari laporan yang sebelumnya dipublikasikan, kami masih melihat adanya penurunan jumlah dalam beberapa kasus baru yang dilaporkan selama beberapa pekan terakhir," kata Tariq Madani, kepala Dewan Penasehat Ilmiah Kementerian Kesehatan, seperti dilansir dari Aljazeera

Kementerian Kesehatan pun mengatakan telah mengambil langkah-langkah baru untuk memastikan jumlah data yang terkumpul. Otoritas pejabat setempat sebelumnya telah dikritisi oleh sejumlah ilmuwan internasional atas penanganan kasus ini. 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement