REPUBLIKA.CO.ID, NEW YORK -- Dewan Keamanan (DK) PBB mengutuk serangan mematikan di Ibu Kota Afghanistan, Kabul, dan kembali menyampaikan keprihatinan mengenai ancaman yang ditimbulkan Taliban, Al Qaida dan kelompok fanatik lain.
"Anggota Dewan Keamanan kembali menyampaikan pengutukan mereka atas tindakan siapa pun yang melakukan serangan teror terhadap warga sipil atau upaya untuk mengganggu pemilihan umum dengan mengincar personel pemilihan umum, calon atau prasarana," kata Dewan 15-anggota tersebut di dalam satu pernyataan yang dikeluarkan kepada pers di Markas PBB, New York, Jumat (6/6).
"Anggota Dewan Keamanan kembali menyampaikan keprihatinan serius mengenai ancaman yang ditimbulkan oleh Taliban, Al Qaida dan kelompok fanatik lain serta kelompok tidak sah yang bersenjata terhadap penduduk lokal, pasukan keamanan nasional dan militer internasional serta upaya bantuan internasional di Afghanistan,'' kata pernyataan tersebut.
Dua ledakan terjadi pada rombongan yang membawa calon presiden Afghanistan, Abdullah Abdullah, setelah kegiatan kampanye pada Jumat (6/6) di Kabul. Enam warga sipil tewas dan sebanyak 20 orang lagi cedera. ''Tapi, calon itu sendiri selamat tanpa cedera,'' kata beberapa laporan.
Serangan itu terjadi cuma sekitar satu pekan sebelum pemungutan suara untuk memimpin pemimpin baru guna menggantikan Presiden Hamid Karzai.
Taliban telah berikrar akan mengganggu proses pemungutan suara, meskipun babak pertama pada 5 April berjalan relatif damai. Serangan pada Jumat adalah serangan langsung pertama terhadap calon di Kabul.