Ahad 08 Jun 2014 16:26 WIB

Junta Militer Kerahkan Polisi dan Tentara untuk Kekang Unjuk Rasa

Pasukan militer Thailand berpatroli di pusat perbelanjaan kota Bangkok, Ahad (1/6), untuk mencegah aksi unjuk rasa antikudeta militer.  (AP/Sakchai Lalit)
Pasukan militer Thailand berpatroli di pusat perbelanjaan kota Bangkok, Ahad (1/6), untuk mencegah aksi unjuk rasa antikudeta militer. (AP/Sakchai Lalit)

REPUBLIKA.CO.ID,BANGKOK--Junta Thailand mempersiapkan lebih dari 6.000 tentara dan polisi untuk digelar d Bangkok, Ahad guna mengekang protes-protes dan mencegah oposisi menggunakan kudeta 22 Mei untuk memperoleh momentum.

Militer menindak tegas para pembangkang pro-demokrasi dan para pendukung sejak menggulingkan Perdana Menteri Yingluck Shinawatra bulan lalu, berusaha untuk membungkamkan kecaman dan menekan dan menghentikan protes-protes.

Kehadiran pasukan keamanan yang banyak di titik-titik rawan di kota-kota terbesar Thailand sejak kudeta itu membatasi para pemrotes pada pertemuan-pertemuan kecil, yang seriang dikoordinasikan melalui media sosial dan sebagian besar di sekitar pusat-pusat perbelanjaan.

Pihak berwenang memperkuat penjagaan pada lima lokasi yang mungkin jadi tempat protes di Bangkok, Ahad, kata wakil komandan kepolisian Somyot Poomanmoung.

Tempat-tempat itu termasuk bandara internasional utama negara itu dan daerah pusat perkotaan sekitar Grand Palace, serta lokasi-lokasi di mana protes-protes sebelumnya dilakukan, katanya. Istana itu adalah salah satu dari tempat-tempat di Bangkok yang menarik bagi wisatawan.

"Kami mengharapkan protes-protes tidak akan memicu aksi kekerasan dan akan berahir secara damai," kata Samyot.

Panglima militer dan pemimpin kudeta Jenderal Prayuth Chan-ocha telah memerintahkan pasukan keamanan menghindari konfrontasi , kata Somyot.

Polisi akan memotret para pemerotes,mengidenttifikasi mereka dan kemudian mengeluarkan surat perintah penangkapan, katanya.

Pasukan berjumlah 27 kompi angkatan darat dan 15 kompi polisi, kata Somyot. Tentara dalam jumlah yang sama juga dikerahkan sepekan lalu.

Kudeta militer Thailand Mei lalu adalah ledakan terakhir dalam konflik sepuluh tahun antara kelompok royalis yang berpusat di Bangkok dan para pendukug Yingluck dan abangya mantan perdana menteri Thaksin Shinawtra yang berpangkalan di pedesaan.

Thaksin, yang digulingkan dalam kudeta tahun 2006 dan tinggal di pengasingan sejak dihukum tahun 2008 karena terlibat korupsi, mendapatkan dukungan dari penduduk miskin di pedesaan dengan kebijakan-kebijakanya yang merakyat dan memegang kekuasaan dibelakang layar pemerintah adik perempuannya itu.

sumber : antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement