Senin 09 Jun 2014 22:47 WIB

Ratu Sejagad Thailand Mundur karena Sarankan 'Baju Merah' Dihukum Mati

Weluree Ditsayabut
Foto: [ist]
Weluree Ditsayabut

REPUBLIKA.CO.ID, BANGKOK -- Ratu Sejagad asal Thailand, Senin, mengembalikan mahkotanya setelah membuat pernyataan di media gaul, termasuk salah satunya berupa anjuran agar seluruh pegiat "Baju Merah", yaitu pendukung Perdana Menteri Yinhluck Shinawatra, dihukum mati.

Kudeta militer pada bulan lalu merupakan puncak sengketa berkepanjangan selama satu dasawarsa antara kelompok setia pada kerajaan -yang berpusat di Bangkok- dengan pendukung Yingluck dan saudaranya, mantan PM Thaksin Shinawatra, di perdesaan.

Weluree Ditsayabut (22) baru bulan lalu dimahkotai sebagai Ratu Sejagad Thailand, tetapi komentarnya yang dibuat beberapa bulan sebelumnya, muncul ke permukaan, termasuk pada halaman facebook miliknya, mengenai kelompok "baju merah".

Ia mengatakan, "Saya sangat geram pada semua pegiat laknat ini. Mereka semua sebaiknya dihukum mati."

Weluree yang berurai airmata berbicara kepada wartawan bahwa ia tidak bisa lagi mengendalikan secara langsung kekejian pada Twitter dan Facebook-nya.

"Saya merasa tertekan. Saya berusaha memperbaiki diri sendiri, tetapi saya tidak tahan melihat ibunda saya yang menjadi kacau," kata Weluree.

"Saya memutuskan mengorbankan status saya sebagai Ratu Sejagad Thailand," katanya.

Ratu kecantikan itu juga membalas komentar mengenai penampilan dirinya.

"Saya memang gemuk, binatang," tertera pada Twitternya yang kemudian dihapus.

Belum jelas apakah Thailand akan mengirimkan wakilnya paa ajang persaingan Ratu Sejagad 2014.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement