REPUBLIKA.CO.ID, ISLAMABAD -- Taliban Pakistan mengklaim bertanggung jawab atas pembunuhan yang menewaskan 29 orang di Bandara Udara Karachi dan berkata ke depannya akan ada serangan lainnya. Selain terjadi kematian, setidaknya dua ribu orang terluka dan penerbangan tertunda akibat serangan pada Senin di bandara udara Internasional Jinnah, tempat tersibuk di Pakistan.
Juru bicara untuk Tehreek-e-Taliban Pakistan (TTP) mengatakan bahwa serangan terjadi di tengah malam, sebgai upaya balas dendam atas perlakuan terhadap tawanan TTP, serangan udara di Waziristan utara dan kematian atas Hakimullah Mehsud, serangan di tahun lalu.
Pernyataan diposting di twitter, kelompok bersenjata mengatakan : Kami harus membalaskan dendam atas kematian ribuan wanita dan anak-anak pada serangan udara di Pakistan. Ini baru permulaan, kami harus membalaskan dendam."
Kamal Hyder, wartawan Al Jazeera melaporkan dari Islamabad, Senin (9/6), mengatakan bahwa Shahidullah Shahed, TTP mengirimkan pesan konfirmasi tentang bertanggung jawab dan motif penyerangan. Serangan melibatkan sejumlah pasukan bersenjata yang menyamar sebagai personil keamanan, membawa granat dan senjata api otomatis. Mereka menargetkan kargo terminal bandara.
Pasukan mengatakan mereka telah memperoleh kembali kontrol atas bandara saat subuh setelah enam jam pengepungan. tetapi ledakan dan penembakan masih dapat terdengar pada Ahad pagi dan pasukan Pakistan tetap melakukan operasi mereka. Korban tewas termasuk setidaknya 10 dari para penyerang, ujar sumber resmi.
Sejumlah besar penumpang dievakuasi menuju tempat yang aman dan seluruh penerbangan baik lokal maupun internasional ditunda, ujar sumber resmi. Menurut penuturan saksi mata, lebih dari 60 orang terlantar di terminal utama bandara selama beberapa jam selagi menunggu lokasi aman.
Pertempuran terjadi selama beberapa jam dan media tv menayangan api yang membara di bandara serta ambulans yang membawa korban. Sumber resmi memperlihatkan sejumlah gambar dari senjata api, roket, granat dan bahan peledak.
Terminal, fasilitas lama yang yang umumnya dipakai untuk VIP dan penerbangan kargo merupakan target penyerang sebelum mereka mencapai akses menuju target utama.
" Ini bukan yang pertama kalinya. Telah ada dua serangan besar, satu di Karachi dan lainnya di pangkalan udara Kamra (Attock, sebuah distrik di Punjab). Sebelumnya telah ada dua serangan di bandara udara Peshawar namun dapat digagalkan,"ujar Hyder.
Kemanan telah menyebar di bandara dan militer pula menyebar di Pakistan setelah terjadinya pembunuhan Karachi. Di insiden terpisah pada Malam Ahad, setidaknya 23 orang termasuk peziarah Shia terbunuh dalam senjata dan serangan korban bunuh diri pada restaurant di Taftan, kota dekat perbatasan Pakistan-Iran.