REPUBLIKA.CO.ID, ISLAMABAD – Bandara terbesar di Pakistan kini telah kembali dibuka setelah diserang oleh para militan. Dalam serangan ini, setidaknya 28 orang telah dilaporkan tewas, termasuk 10 pelaku.
Penyerangan ini terjadi di bandara internasional Jinnah di Karachi pada Minggu malam. Aparat keamanan pun berhasil mengendalikan situasi pada Senin pagi. Sementara itu, kelompok Taliban Pakistan pun mengaku bertanggung jawab atas serangan ini dan menyebut sebagai bentuk balas dendam atas pembunuhan terhadap pemimpinnya pada akhir tahun lalu.
Pemerintah setempat pun menyatakan tengah melakukan investigasi. Asif Kirmani, juru bicara Perdana Menteri Nawaz Sharif memuji aparat keamanan atas kesigapan mereka melawan para militan. Sedangkan, para pengamat menilai kekerasan ini telah merusak upaya Sharif yang melakukan pembicaraan damai dengan Taliban.
Beberapa kemajuan telah dihasilkan dalam negosiasi yang dilakukan sejak Februari lalu. Namun, sejumlah kritikan memperdebatkan bahwa negosiasi ini dapat membuat para militan kembali membentuk kelompok dan memperkuat kekuatannya.
Menurut pejabat Pakistan, pelaku yang terbagi dalam dua tim ini telah menyerang bandara pada Minggu pukul 23.00 waktu setempat. Mereka menggunakan bahan peledak dan diyakini telah menggunakan identitas palsu untuk memasuki wilayah tersebut. Meskipun begitu, sejumlah laporan menyebutkan mereka telah masuk dengan menerobos kawat berduri.
Para pelaku pun melemparkan granat dan membakar pos keamanan di terminal lama bandara tersebut. Akibatnya, bandara pun ditutup dan para penumpang dievakuasi. Penerbangan pun dialihkan ke kota lain.
Kepala menteri provinsi Sindh, Qaim Ali Shah, mengatakan para penyerang merupakan sekelompok orang yang terlatih dan telah merencakan aksinya. Pada Senin, aparat keamanan pun menemukan senjata dan amunisi dalam jumlah yang besar yang didapat dari para pelaku. Selain itu, mereka juga menemukan sejumlah makanan yang diduga sebagai bekal dalam penyerangan ini.
Pejabat militer pun mengatakan terdapat dugaan bahwa sebagaian dari mereka merupakan warga asing. Kelompok Taliban kemudian mengaku akan membajak pesawat dalam penyerangan itu. Serangan tersebut merupakan sebuah pesan kepada pemerintah Pakistan bahwa mereka masih hidup. Selama ini, Pakistan tengah berupaya untuk memberantas para pemberontak.