REPUBLIKA.CO.ID, TEHERAN -- Kementerian Luar Negeri Iran pada Senin (9/6) mengutuk serangan mematikan belum lama ini terhadap bus peziarah Pakistan di Provinsi Balochistan, Pakistan Baratdaya.
"Republik Islam Iran mengutuk aksi teror terhadap rakyat yang tak berdosa dari agama atau suku apa pun, dan berharap langkah yang diperlukan akan diambil guna mencegah terulangnya tindakan teror semacam itu terhadap rakyat yang tak berdaya," wanita Juru Bicara Kementerian Luar Negeri Iran Marzieh Afkham, sebagaimana dikutip Press TV.
Pada Ahad malam (8/6), beberapa pria tak dikenal yang bersenjata menyerang dua bus di luar satu hotel di Daerah Taftan, Chaghi, kabupaten di dekat perbatasan Pakistan-Iran. Serangan tersebut, menewaskan sedikitnya 24 orang dan melukai beberapa orang lagi, termasuk anggota rombongan 10 bus yang membawa peziarah Syiah dari Iran ke Quetta.
Tak ada kelompok yang mengaku bertanggung jawab atas serangan itu.
Dalam peristiwa lain, empat orang termasuk tiga prajurit dan seorang anak kecil tewas dan selusin orang lagi cedera ketika ledakan bom bunuh diri menghantam pos pemeriksaan militer di Daerah Suku Waziristan Utara di Pakistran Timurlaut pada Senin (9/6), kata beberapa pejabat.
Hubungan Masyarakat Antar-Lembaga (ISPR), corong Angkatan Darat Pakistan, mengatakan di dalam satu pernyataan personel paramiliter Korps Perbatasan diserang ketika mereka sedang mendirikan pos kecil pemeriksaan di dekat pos pemeriksaan Boya di Wilayah Waziristan Utara, daerah suku yang berada di perbatasan Pakistan-Afghanistan.
Pembom bunuh diri tersebut menabrakkan kendaraannya, yang berisi peledak, ke pos pemeriksaan itu, demikian laporan Xinhua --yang dipantau Antara di Jakarta, Selasa pagi.
Tiga prajurit dan seorang anak kecil yang sedang berjalan tewas sementara 12 orang lagi, termasuk dua perempuan, cedera, kata ISPR.
Korban cedera telah dibawa ke satu rumah sakit yang berdekatan.
Pasukan keamanan menutup daerah tersebut, setelah ledakan itu dan semua jalan di dekat pos pemeriksaan tersebut juga ditutup buat lalu lintas umum.
Belum ada kelompok yang mengaku bertanggung jawab atas serangan itu.