Selasa 10 Jun 2014 21:12 WIB

Indonesia Bidik Italia untuk Biodesel

Biodiesel (ilustrasi)
Foto: olipresses.net
Biodiesel (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Indonesia tengah mengincar pasar Italia untuk produk minyak sawit mentah dan turunannya (biodiesel), dimana komoditas andalan tersebut akan masuk kurang lebih sebanyak 1-1,5 juta ton tiap tahunnya.

"Kapasitas mereka sangat besar, dan saat ini 'under capacity' dan kita sedang mencari celah, mencari pasar baru," kata Wakil Menteri Perdagangan, Bayu Krisnamurthi, di Jakarta, Selasa (10/6).

Bayu mengatakan, potensi dari Italia sendiri kurang lebih sebesar 1-1,5 juta ton per tahun dan akan menjadi tambahan yang baik dimana ekspor komoditas tersebut ke Uni Eropa saat ini kurang lebih sebanyak tiga juta ton per tahunnya. "Jika terealisasi akan ada tambahan sebanyak 1-1,5 juta ton," kata Bayu.

Bayu menambahkan, pihaknya akan melakukan pendekatan khusus ke Italia untuk mencari celah apakah ada pengecualian di antara negara-negara Uni Eropa tersebut.

Italia sendiri merupakan salah satu negara anggota Uni Eropa dimana pada 26 November 2013 lalu, Komisi Eropa secara resmi mengeluarkan Council Implementing Regulation (European Union-EU) Nomor 1194/2013 tertanggal 19 November 2013 terkait pengenaan Bea Masuk Anti Dumping (BMAD) produk Biodiesel asal Indonesia dan Argentina.

Produk biodiesel Indonesia dikenakan BMAD sebesar 8,8-20,5 persen, atau lebih besar dari keputusan pengenaan BMAD sementara yang telah diberlakukan sejak tanggal 28 Mei 2013, yaitu sebesar 0-9,6 persen.

Indonesia mengajukan keberatan atas tuduhan Uni Eropa tersebut ke Dispute Settlement Body World Trade Organization (DSB WTO) pada 9 Juni 2014, setelah sebelumnya produk biodiesel dalam negeri dikenakan Bea Masuk Anti Dumping (BMAD).

Produksi kelapa sawit Indonesia mencapai 26 juta metrik ton pada 2013 atau meningkat 118 persen dibandingkan tahun 2003 yang hanya 11,9 juta metrik ton.

Peningkatan juga terjadi pada perluasan areal perkebunan, yang naik sebesar 80 persen menjadi 9 juta hektar. pada 2013 dibandingkan tahun 2003 yang hanya 5 juta hektare.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement