Rabu 11 Jun 2014 16:45 WIB

Jepang-Australia Jalin Kerja Sama Militer

Jepang
Foto: AP/Koji Sasahara
Jepang

REPUBLIKA.CO.ID, TOKYO -- Sejumlah menteri dari Jepang dan Australia Rabu akan bertemu untuk memperkuat kerja sama militer, termasuk di antaranya adalah kemungkinan kesepakatan transfer teknologi kapal selam.

Perundingan militer tersebut dilakukan pada saat raksasa Asia, Tiongkok, memicu sejumlah ketegangan di wilayah Asia-Pasifik.

Menteri Luar Negeri Jepang Fumio Kishida dan Menteri Pertahanan Itsunori Onodera menjadi tuan rumah di Tokyo bagi Julie Bishop dan David Johnston yang menempati jabatan sama di Australia. Keempat menteri tersebut bertemu dalam putaran kelima perundingan "2+2".

Dua sekutu Amerika Serikat itu akan membicarakan transfer teknologi kapal selam Jepang ke Australia. Canberra ingin mengganti armada kapal selamnya pada beberapa tahun mendatang dengan biaya sekitar 37 milyar dolar AS.

Kesepakatan itu diharapkan dapat mendorong industri pertahanan Jepang sekaligus memperkuat hubungan ekonomi dan militer dengan Australia.

Dalam pertemuan 2+2, para menteri juga membahas lanjutan kesepakatan perdagangan bebas dan keamanan yang disepakati sebelumnya pada April lalu antara Perdana Menteri Australia Tony Abbott dan Perdana Menteri Jepang Shinzo Abe.

Abe adalah tokoh politik yang mendorong Tokyo untuk lebih aktif di panggung global dan berniat untuk merubah konstitusi Jepang yang melarang negara tersebut memulai peperangan.

Abe juga telah melonggarkan larangan ekspor senjata yang memungkinkan kerja sama militer dengan Australia.

Pada sore hari waktu setempat, para menteri akan membicarakan kerangka legal yang memungkinkan dua negara untuk melakukan penelitian bersama sekaligus memperdagangkan peralatan pertahanan.

"Kami akan terlibat dalam pembicaraan praktis untuk memperkuat kerja sama keamanan dan pertahanan," kata Menteri Luar Negeri Kishida dalam konferensi pers, Selasa.

Menurut keterangan Menteri Pertahanan Onoreda, kedua menteri dari Australia juga akan melihat armada kapal selam Jepang selama kunjungannya.

Onoreda juga mengatakan bahwa militer kedua negara sedang menjadwalkan latihan bersama, menjalankan sejumlah program bantuan kemanusiaan, serta membicarakan sejumlah tindakan untuk memastikan keamanan maritim.

Para menteri juga mendiskusikan dampak aktivitas ambisius Tiongkok dan klaim teritorial sepihak dari Beijing yang dinilai berdampak pada pergeseran keseimbangan kekuatan di wilayah Asia Pasifik.

Beijing pada beberapa waktu terkahir terus mengintensifkan klaim atas Laut Tiongkok Selatan dan terlibat perseteruan langsung dengan Hanoi serta Manila.

Hubungan Tiongkok dengan Jepang juga memburuk akibat sengketa wilayah di sekitar Laut Tiongkok Timur.

Sejumlah analis mengatakan bahwa kekhawatiran mengenai agrisifitas Tiongkok telah membuat negara di kawasan Asia-Pasifik membangun pola-pola hubungan baru, sebagai mana yang dilakukan Jepang dan Australia kali ini.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement