Rabu 11 Jun 2014 20:42 WIB

Wow....Buku ini Disusun Selama 50 Ribu Tahun!

Red:
abc news
abc news

REPUBIKA.CO.ID, AUSTRALIA -- Sebuah buku yang merekam tentang kekayaan pengetahuan lokal dan cerita khas masyarakat pribumi Australia di Kawasan Teritori Utara diteritkan pekan ini. Buku ini terbilang sangat istimewa, karena butuh waktu 50 ribu tahun untuk memproduksinya.

Buku ini mendokumentasikan berbagai pengetahuan dan cerita tradisional serta adat istiadat  masyarakat pribumi Australia. Termasuk mengenai lingkungan mereka di daerah Daly River di Kawasan Teritori Utara.

Buku yang diterbitkan atas  kerja sama dengan Departemen Pengelolaan Sumber Daya Alam Kawasan Teritori Utara dan Badan Kerja sama Seni, Budaya dan Bahasa Masyarakat Merrepen itu memuat  foto-foto dan ilustrasi lebih dari 560 spesies tanaman dan hewan di kawasan itu.

Wakil penulis buku tersebut, Glenn Wightman, mengatakan proses penyusunan buku itu  membutuhkan waktu selama dua dekade oleh ilmuwan dan kalangan lansia suku Aborigin Ngang’gi.

"Beratnya satu kilogram dan penuh dengan pengetahuan berharga,” katanya.

"Orang-orang ini  telah mewariskan pengetahuan ini selama puluhan ribu tahun di utara Australia.

"Tapi butuh waktu 25 tahun untuk menulis kembali semua pengetahuan masyarakat  yang menguasai kawasan ini,”

Alasan lain yang menjadikan penulisan buku ini sangat lama adalah karena versi awal buku ini yang diterbitkan tahun 1998, telah hancur karena banjir  di River Daly. "Ini benar-benar menyedihkan," kata Wightman, baru-baru ini.

"Ketika itu kami mencetaknya sebanyak 1000 eksemplar namun kita kehilangan lebih dari 900 eksemplar buku karena buku-buku itu disimpan di pusat seni."

"Tapi kita tidak kehilangan seluruh pengetahuan dibuku tersebut,”

"Rekan penulis saya, Patricia Marrfurra McTaggart, sempat menyimpan arsip buku itu diatap rumahnya sebelum banjir sehingga kita masih memiliki catatan dari buku tersebut,”

Namun buku asli tidak seluruhnya hancur karena banjir.

"Yang menyedihkan adalah empat penulis di buku itu telah meninggal dunia selama proses penerbitan buku pertama dan kedua,”  kata Wightman.

"Hal ini semakin menekankan alasan pentingnya penerbitan buku ini, yaitu untuk menjaga agar pengetahuan adat dan tradisional itu tetap terjaga meskipun kalangan tetua masyarakat Aborigin di kawasan itu meninggal dunia.

"Pelestarian kekayaan tradisional mereka ini menjadi kekhawatiran yang banyak disampaikan warga Aborigin lansia yang saya jumpai di kawasan ujung atas dan Kimberley.”

"Kami berbicara mengenai kepunahan mamalia dan tumbuhan asli di kawasan itu, namun sekarang kita menghadapi ancaman bencana kepunahan pengetahuan mengenai keragaman hayati dan kebudayaan asli warga Aborigin, karena sejarah dari masa pemukiman warga Eropa dan usia dari kalangan lansia Aborigin yang masih memahami pengetahuan unik itu,” katanya.

Disclaimer: Berita ini merupakan kerja sama Republika.co.id dengan ABC News (Australian Broadcasting Corporation). Hal yang terkait dengan tulisan, foto, grafis, video, dan keseluruhan isi berita menjadi tanggung jawab ABC News (Australian Broadcasting Corporation).
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement