Kamis 12 Jun 2014 07:28 WIB

Bank Dunia Sarankan Myanmar Ubah Kebijakan Ekspor Beras

Beras
Foto: Prayogi/Republika
Beras

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Bank Dunia menyarankan Myanmar untuk mengkaji ulang strategi ekspor beras negara tersebut diperluas dalam hal produksi beras sehingga dapat membantu para petani Myanmar untuk meningkatkan tingkat kesejahteraan mereka.

"Kini adalah giliran pemerintah Myanmar untuk mengkapitalisasikan kesempatan ekspor beras dan mengamankan pendapatan yang memadai bagi petani berskala kecil," kata Manager Negara Bank Dunia untuk Myanmar, Kanthan Shankar dalam keterangan tertulis yang diterima di Jakarta, Rabu (11/6).

Kanthan Shankar mengingatkan bahwa produksi beras adalah sumber pendapatan sekitar 70 persen populasi Myanmar sehingga tingkat ekspor yang lebih tinggi dan lebih banyak menghasilkan laba dinilai juga dapat meningkatkan pendapatan petani serta ketahanan pangan bagi warga miskin di kawasan pedesaan. Untuk itu, ujar dia, peningkatan ekspor beras juga bakal memberikan momentum untuk pertumbuhan inklusif dan pengentasan kemiskinan Myanmar untuk dekade selanjutnya.

Ia menjabarkan terdapat prospek pasar yang baik untuk mengakomodasi lebih banyak ekspor beras dari Myanmar selama 10-15 tahun berikutnya, khususnya negara-negara di kawasan Uni Eropa dan Asia. Sedangkan tantangan untuk memenuhi sasaran itu, lanjutnya, antara lain produktivitas yang rendah dan kualitas beras yang buruk pada tingkat pertanian, pengolahan beras yang kurang efisien, serta beban biaya produksi dan infrastruktur ekspor.

"Membuka pengolahan beras kepada investasi asing langsung adalah langkah vital untuk meningkatkan kualitas dan isi ekspor beras," katanya.

Selain itu, Bank Dunia menilai perbaikan infrastruktur dan pengurangan prosedur ekspor bakal meningkatkan daya saing ekspor Myanmar serta pembuatan kebijakan pertanian yang kondusif juga penting guna memodernisasi rantai nilai komoditas beras negara tersebut.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement