Kamis 12 Jun 2014 14:33 WIB

Pembom Bunuh Diri Tewaskan Empat Tentara Mali dan Chad

Kaum pemberontak Tuareg.
Foto: AP/David Guttenfelder
Kaum pemberontak Tuareg.

REPUBLIKA.CO.ID, BAMAKO -- Seorang pembom bunuh diri menewaskan sedikitnya empat tentara Mali dan Chad di satu kamp militer di Mali timur laut yang dipenuhi pemberontak, Rabu, kata sumber militer kepada AFP.

Pembom itu menyerang dengan satu mobil sarat dengan bahan peledak di pintu masuk ke kamp, yang menampung tentara Mali serta pasukan internasional dari MINUSMA, pasukan penjaga perdamaian PBB, kata mereka.

"Ada serangan dengan menggunakan bom mobil. Pembom bunuh diri tewas dan setidaknya empat tentara Chad dan Mali tewas di Aguelhok," kata sumber militer Mali.

Satu sumber militer Afrika di Aguelhok, sebuah kota berpenduduk 8.000 di pegunungan Ifoghas, mengatakan beberapa tentara juga terluka.

Ini adalah serangan besar pertama di wilayah Kidal sejak pemerintah dan tiga kelompok pemberontak utama menandatangani kesepakatan gencatan senjata pada Mei, untuk mengakhiri hari kekerasan di gurun utara.

Kidal adalah tempat lahir gerakan separatis Tuareg Mali, yang ingin kemerdekaan bagi wilayah besar gurun utara yang mereka sebut "Azawad" dan telah meluncurkan beberapa pemberontakan sejak 1960-an.

Negara ini terperosok ke dalam krisis pada Januari 2012, ketika pemberontak Tuareg dari Gerakan Nasional untuk Pembebasan Azawad meluncurkan pemberontakan terbaru.

Sebuah kudeta berikutnya di Bamako menyebabkan kekacauan, dan militan yang terkait dengan Al-Qaeda dikuasai Tuareg untuk menguasai gurun utara Mali.

Satu operasi militer yang dipimpin Prancis diluncurkan pada Januari 2013 untuk menggulingkan kelompok garis keras, namun serangan-serangan sporadis oleh kelompok Islam bersenjata terus berlangsung, dan permintaan otonomi Tuareg belum diselesaikan.

Dua penjaga perdamaian Senegal tewas enam bulan lalu ketika sebuah mobil diisi dengan bahan peledak menabrak sebuah bank di ibu kota wilayah Kidal yang juga bernama Kidal - yang sedang dijaga oleh pasukan MINUSMA.

Seorang pelaku jihad Mali, Sultan Ould Badi, mengaku bertanggung jawab atas serangan itu, dan menyebutnya itu adalah balasan bagi negara-negara Afrika yang mendukung operasi-operasi Prancis di benua tersebut.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement