REPUBLIKA.CO.ID, WASHINGTON-- Presiden Amerika Serikat Barack Obama menyebutkan pemerintahannya mempertimbangkan semua opsi untuk membantu Irak memberantas militan, termasuk tindakan militer. Namun, Gedung Putih juga menekankan pihaknya tak berminat untuk mengirimkan pasukannya.
"Akan ada beberapa hal dalam jangka pendek yang perlu dilakukan secara militer," kata Obama. "Saya tak mengesampingkan apapun karena kita juga harus memastikan para militan ini tidak akan selamanya menduduki Irak atau Suriah," lanjutnya.
Pernyataan ini disampaikan setelah sejumlah kota di Irak, Mosuk dan Tikrit, telah jatuh ke tangan militan ISIL. AS juga telah mengerahkan kontraktor pertahanannya untuk bekerja sama dengan militer Irak ke daerah yang lebih aman.
"Kami mengkonfirmasi bahwa warga AS yang ada di dalam kontrak dengan pemerintah Irak, sementara ini diungsikan oleh perusahaan mereka melihat kondisi keamanan di wilayah itu," kata juru bicara kemenlu AS Jen Psaki.
Menurut pejabat pertahanan AS, ratusan orang pun dievakuasi dari pangkalan udara Balad ke Baghdad. ISIL diyakini berencana akan semakin bergerak ke daerah selatan menuju ibukota Baghdad.
Sementara itu, menurut laporan, pasukan Irak juga telah meluncurkan serangan udara ke Mosul dan Tikrit menargetkan para militan. Dewan Keamanan PBB pun mendukung pemerintah Irak dan warganya memberantas terorisme. Akibat dari serangan militan, hampir 500 ribu warga di kota Mosul pun telah mengungsi.