Selasa 17 Jun 2014 14:06 WIB

Pekerja Pabrik Pukuli Bos Hingga Tewas

Rep: ani nursalikah/ Red: Muhammad Hafil
Pembunuhan
Pembunuhan

REPUBLIKA.CO.ID, NEW DELHI -- Sekelompok pekerja pabrik rami India memukuli direktur mereka hingga tewas karena tidak setuju penambahan jam kerja.

Empat tersangka ditangkap pada Ahad pekan lalu. Dua tersangka berikutnya ditangkap pada Senin. Mereka akan didakwa dengan pembunuhan, perusakan dan kejahatan lainnya.

Pengawas Kabupaten Hooghly Sunil Chowdhury mengatakan sekitar 200 pekerja degan bersenjatakan batang besi dan batu menyerbu kantor milik HK Maheswari (60 tahun) di negara bagian West Bengal. Maheswari sebelumnya telah menolak permintaan mereka untuk bekerja dan dibayar selama 40 jam sepekan di pabrik North Brook Jute Mill.

Menurut jenderal manager pabrik Kiranjit Sing, Maheswari mengusulkan untuk menutup pabrik selama tiga hari dalam sepekan untuk membatasi kerugian keuangan.

"Para pekerja pabrik tiba-tiba melempari batu sementara kami sedang sibuk dalam sebuah pertemuan," kata Singh kepada AP, Selasa (17/6).

Saat Maheswari sedang memandang ke luar jendela ke arah kerumunan dia dipukul di kepala dengan dua batu. Dia jatuh dan pekerja menyerbu kantor. Maheswari meronta-ronta saat dipukuli dengan batang besi.

Kedua manajer umum dan seorang penjaga keamanan dirawat di rumah sakit. Polisi mengatakan Maheswari meninggal dalam perjalanan ke rumah sakit.

West Bengal dikenal dengan serikat buruh yang agresif yang didukung partai-partai politik. Menteri Mamata Banerjee menyalahkan kekerasan itu pada serikat yang dijalankan oleh partai-partai oposisi.

Pihak oposisi telah membantah terlibat dalam serangan itu. Mereka mengatakan penyelidikan independen harus diadakan sebelum menyalahkan siapapun.

Pada Senin, Banerjee berusaha meyakinkan komunitas bisnis bahwa pemerintahnya tidak mentolerir kekerasan serikat. Sementara itu, pabrik telah ditutup. 

Pemakaman Maheswari direncanakan pada Selasa. Dia meninggalkan seorang istri, dua anak perempuan dewasa dan seorang putra.

 

 

sumber : al jazeera
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement