REPUBLIKA.CO.ID, IRAK - Negara-negara barat, termasuk Amerika Serikat, telah mendesak Perdana Menteri Nuri al-Maliki untuk merangkul Sunni, guna membangun kembali persatuan nasional sebagai satu-satunya cara untuk mencegah disintegrasi di Irak.
"Ada risiko nyata dari kekerasan sektarian lebih lanjut dalam skala besar, di Irak dan di luar perbatasannya," kata Sekretaris Jenderal PBB Ban Ki-moon, Selasa (17/6).
"Saya telah mendesak para pemimpin pemerintah Irak termasuk Perdana Menteri al-Maliki untuk menjangkau untuk dialog inklusif dan solusi dari masalah ini," ujarnya, Seperti dilansir Reuters.
Namun, perdana menteri Maliki menolak melakukan hal tersebut. Maliki justru mengumumkan tindakan keras terhadap politisi dan perwira yang dia anggap "pengkhianat" tersebut, dan mengecam pada negara-negara tetangga Sunni yang memicu militansi.
Hassan Suneid, sekutu dekat Maliki, mengatakan pada hari Selasa yang mengatur Aliansi Nasional Syiah harus memboikot semua pekerjaan dengan blok politik Sunni terbesar, Mutahidoon
."Hal ini tidak mungkin untuk setiap blok dalam Aliansi Nasional untuk bekerja dengan Mutahidoon blok karena sikap terbaru sektarian," katanya kepada saluran TV partai Maliki.