REPUBLIKA.CO.ID, KUALA LUMPUR -- Perusahaan penyedia layanan satelit Inggris, Inmarsat mengungkapkan, lokasi pencarian selama 84 hari pesawat Malaysia Airlines MH370 bukanlah lokasi yang benar menyusul penemuan adanya isyarat palsu sebelumnya.
Seorang ilmuwan dari perusahaan tersebut, Chris Ashton mengungkapkan dalam acara Horizon yang disiarkan staisun penyiaran BBC, bahwa perusahaan membuat perkiraan lokasi "panas" yang terletak di Samudra Hindia, lokasi pesawat itu diduga hilang.
"Itu tidak bermakna kawasan pencarian adalah lokasi yang tidak pasti, tapi besar kemungkinan ia berada jauh dari kawasan yang diperkirakan," katanya seperti dikutip media lokal di Kuala Lumpur, Rabu.
"Kita bisa mengetahui pasti rute yang sepadan dengan perhitungan frekuensi dan waktu di belokan terakhir pesawat dan kemudian perhitungan itu akan memberi kita satu kawasan 'panas' yang diduga lokasi terakhir pesawat MH370," katanya.
Pesawat MAS penerbangan MH370 yang membawa 239 penumpang termasuk awak pesawat hilang dalam penerbangan dari Kuala Lumpur ke Beijing di ruang udara Laut China Selatan pada 8 Maret lalu.
Operasi mencari pesawat naas yang melibatkan beberapa negara itu pada mulanya dilancarkan di kawasan Laut China Selatan, namun kemudian berpindah ke Samudra Hindia karena pesawat itu dilaporkan melencong dari rute asalnya.
Sepanjang dua bulan masa pencarian termasuk penggunaan kendaraan dalam air otomatis (AUV) Bluefin 21, tidak ada satupun penemuan positif dan dalam proses pencarian AUV tersebut beberapa kali mengalami gangguan.