Rabu 18 Jun 2014 14:34 WIB

Krisis Irak, Warga Tumpuk Persediaan Makanan

Rep: Dessy Suciati Saputri/ Red: Mansyur Faqih
Warga Irak naik truk untuk bergabung dengan militer menyusul semakin meningkatnya krisis di negara itu
Foto: ap
Warga Irak naik truk untuk bergabung dengan militer menyusul semakin meningkatnya krisis di negara itu

REPUBLIKA.CO.ID, BAGHDAD -- Warga ibu kota Irak, Baghdad mulai menumpuk persediaan makanan dan minuman. Ini lantaran semakin gencarnya gempuran pemberontak ISIL yang terus mendekati ibu kota. 

Warga di Baghdad pun telah bersiap atas serangan para pemberontak menyusul gempuran yang terjadi di berbagai daerah di wilayah penganut Syiah. Sedangkan, warga yang kaya telah menumpuk makanan dan minuman seiring meningkatnya harga bahan kebutuhan pokok.

BBC melaporkan, pertempuran antara ISIL dan pasukan keamanan Irak yang didukung oleh milisi Syiah telah terjadi di kota Baquba, 60 kilometer dari ibu kota. Menurut para koresponden, kondisi di ibu kota pun semakin menegang setelah para pemberontak semakin mendekat, baik dari arah Utara dan Barat. 

Pasukan Irak telah terlibat dalam pertempuran hebat dengan pemberontak yang telah menduduki sejumlah kota utama pada pekan lalu. Sementara itu, Perdana Menteri Irak Nouri Maliki telah memecat pejabat senior yang dinilai gagal menghentikan aksi para pembeorntak ISIL. 

Selasa lalu, ia bahkan menuduh Arab Saudi yang mayoritas merupakan penganut Sunni, telah mendukung aksi ISIL. Menurut pernyataan pemerintah, empat komandan militer telah dipecat karena dinilai tidak mampu menjalankan tugasnya.

Sedangkan, Maliki dan sejumlah tokoh senior lainnya dari pemerintahan Syiah juga telah bergabung dengan para pemimpin Sunni menyerukan persatuan nasional. Mereka meminta warga Irak untuk tidak mengeluhkan masalah sekterian. Selain itu, mereka juga mengatakan warga yang tidak memiliki tugas resmi negara dilarang membawa senjata. 

Militan yang dipimpin ISIL telah menduduki sejumlah kota di Utara, seperti Mosul dan Tikrit. Tak lama kemudian, mereka pun menguasai Tal Afar pada Senin. Dengan cepat, mereka juga menguasai sebagian kota Baquba sebelum pasukan pemerintah berhasil memukul mundur para militan pada Selasa.

Qasem Suleimani, komandan satuan elite pengawal revolusi Iran dilaporkan telah berada di Baghdad untuk membantu militer dan pemimpin Syiah melawan para pemberontak. Perdana Menteri Inggris, David Cameron juga dijadwalkan menggelar pembicaraan dengan penasehat keamanan senior pada Rabu. 

Rencananya, keduanya bertemu untuk membicarakan krisis Irak dan memperingatkan kehadiran ISIL yang dapat mengancam negaranya.

Presiden Obama pun akan bertemu dengan para pemimpin tinggi kongres membahas situasi Irak di Gedung Putih pada Rabu. AS mempertimbangkan kemungkinan pengerahan sejumlah pasukan militer untuk membantu melatih pasukan Irak. 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement