REPUBLIKA.CO.ID, BAGHDAD -- Menteri Luar Negeri Irak, Hoshyar Zebari, secara resmi meminta pemerintah Amerika Serikat untuk memulai serangan udara pada pemberontak pimpinan Negara Islam Irak dan Levant atau yang dikenal dengan sebutan ISIL. Permintaan tersebut disampaikan dalam konferensi pers pada Rabu (18/6) waktu setempat di Jeddah, Arab Saudi.
Komandan Militer Tertinggi Amerika Serikat, Jendral Martin Dimpsey, membenarkan permintaan tersebut. "Kami mendapat permintaan dari pemerintah Irak untuk kekuatan udara," ungkap Dempsey dikutip dari Aljazeera.
Pada hari yang sama, kilang minyak terbesar Irak yang terletak di kota Baiji, sekitar 250 km di utara Baghdad diserang oleh pejuang ISIL. Juru bicara militer Irak, Qassim al-Moussawi, mengatakan 40 penyerang tewas dalam serangan tersebut.
Masih di hari Rabu (18/6), para pemberontak merebut tiga desa, Albu Hassan, Birwajli dan Bastamli, di provinsi Salaheddin, Irak Utara.
Shallal Abdul Baban, seorang pejabat setempat mengatakan, pertempuran tersebut menewaskan sedikitnya 20 orang warga sipil.
Perdana Menteri Irak, Nouri al-Maliki, pun telah mengatakan pemerintah Irak akan mulai melakukan serangan balik.