REPUBLIKA.CO.ID, TEHERAN -- Iran dan negara-negara kuat dunia P5+1, Rabu (18/6) waktu setempat, mulai menyusun perjanjian nuklir komprehensif tetapi masih menghadapi banyak poin mencuat. Demikian kata Menteri Luar Negeri Iran, Mohammad Javad Zarif.
"Hari ini kita telah perlahan-lahan mulai menyusun kesepakatan akhir, tetapi masih ada banyak perbedaan berkaitan dengan teks,'' kata kantor berita ISNA mengutip Zarif dari Wina.
"Ini tidak berarti kami telah mencapai kesepakatan," kata Zarif, menurut Kantor berita IRNA.
"Ketidaksepakatan fundamental terus membagi Iran dan kekuasaan P5+1 (Inggris, Cina, Prancis, Rusia dan Amerika Serikat ditambah Jerman),'' katanya.
Satu babak baru perundingan antara diplomat Iran dan orang-orang dari enam kekuatan yang dibuka Senin di Wina sejauh ini masih sangat sulit.
Pembicaraan, yang berlangsung sampai Jumat, ditujukan untuk merebut kesepakatan nuklir komprehensif dengan tenggat waktu 20 Juli untuk membentuk perjanjian interim.