Kamis 19 Jun 2014 10:14 WIB

Pemilu Libya Tetap Digelar di Tengah Kekacauan Politik

Rep: C66/ Red: Julkifli Marbun
Libya
Foto: [ist]
Libya

REPUBLIKA.CO.ID, TRIPOLI -- Pemilu nasional Libya akan segera diselenggarakan minggu depan. Pemilu kedua sejak 2011 ini akan tetap digelar pada 25 Juni, meski kekacauan politik masih terjadi di negara itu.

Komisi pemilihan Libya telah mempersiapkan pemilu selama satu bulan. Saat ini komisi pemilihan mengadakan latihan pemungutan suara untuk para petugas di Tempat Pemungutan Suara (TPS).

Sebanyak 1601 TPS di seluruh wilayah Libya telah disiapkan. Persiapan terakhir pemilu menurut komisi pemilihan Libya juga telah dirampungkan.

"Kami telah menyelesaikan persiapan terakhir, kami optimis pemilu dapat terselenggara dengan baik, bahkan di Benghazi," ujar Emad Al-Sayeh, kepala komisi pemilihan Libya pada Reuters, Rabu (18/6).

Kondisi Libya tak kunjung stabil sejak penggulingan presiden Muammar Gaddadi pada 2011. Kelompok oposisi yang menjatuhkan Gaddafi menentang Pemerintah Libya dan bertempur dengan oposisi lainnya.

Kekacauan terparah terjadi dalam beberapa bulan terakhir, dimana Tentara Nasional Libya (LNA) melancarkan sejumlah serangan di Benghazi. Kelompok oposisi yang dipimpin pensiunan Jenderal Khalifa Haftar ingin membersihkan negara dari kelompok, yang dituding sebagai islam garis keras. Haftar menyalahkan Pemerintah Libya, yang dinilai gagal melakukan tindakan keamanan untuk negara.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement