REPUBLIKA.CO.ID,KIEV -- Presiden Ukraina Petro Poroshenko mengatakan bahwa ia akan segera memerintahkan gencatan senjata sepihak kepada separatis timur sebagai bagian dari rencana mengakhiri krisis, Rabu (18/6).
Pengumuman tersebut muncul setelah Poroshenko melakukan pembicaraan telepon dengan Presiden Rusia Vladimir Putin. Ia menjabarkan 14 langkah yang akan dilakukan, termasuk memberikan amnesti pada separatis yang mau meletakan senjata dan memperkuat kontrol di perbatasan Ukraina-Rusia.
''Segera setelah itu, kita pasti menerima banyak dukungan pada rencana perdamaian ini,'' kata Poroshenko, dikutip Aljazirah.
Ia juga mengatakan gencatan senjata bertujuan menghindari kekerasan pada separatis. Menteri Pertahanan Mykhailo Koval mengatakan pada wartawan gencatan senjata akan dimulai dalam beberapa hari kedepan.
Kantornya mengatakan Putin dan Poroshenko mendiskusikan bahwa gencatan senjata harus dilakukan secara efektif, termasuk dalam pengawasannya.Dalam pernyataan terpisah, Kremlin mengatakan pembicaraan dua presiden itu memungkinkan aksi militer di tenggara Ukraina.
Namun langkah ini diharap bisa mengakhiri kekerasan di timur antara pasukan pemerintah Kiev dengan separatis pro Rusia. Dalam pidato pelantikannya pada 7 Juni lalu, Poroshenko berjanji dan bersedia bernegosiasi separatis. Dia juga mengusulkan amnesti bagi separatis, pilkada dilakukan lebih awal dan menyarankan upaya-upaya baru untuk menciptakan lapangan kerja di daerah.