Jumat 20 Jun 2014 19:47 WIB

Khutbah Jumat di Sri Lanka Dipersingkat Akibat Kerusuhan

Biksu di Sri Lanka menentang keberadaan Masjid Dambulla di Sri Lanka
Foto: al-arabiya
Biksu di Sri Lanka menentang keberadaan Masjid Dambulla di Sri Lanka

REPUBLIKA.CO.ID, KOLOMBO -- Minoritas Muslim Sri Lanka mempesingkat khutbah Shalat Jumat saat ketegangan menyangkut agama melanda pulau itu setelah bentrokan dengan kelompok garis keras agama lain yang menewaskan empat orang, kata seorang pejabat.

Dewan Muslim Sri Lanka (MCSL) mengatakan para ulama Islam menginstruksikan masjid-masjid mempersingkat khotbah dan meminta bubar secara damai setelah shalat itu.

"Para ulama meminta masjd-masjid unuk mempersingkat khutbah dan di beberapa tempat mereka mulai shalat lebih awal ketimbang pada Jumat-Jumat sebelumnya," kata ketua MCSL N.N Aeen kepada AFP.

Ia mengatakan tidak ada insiden dilaporkan kendatipun polisi mengantisipasi kerusuhan setelah Shalat Jumat dan meningkatkan keamanan di ibu kota Kolombo dan tempat-tempat lainnya.

Pusat-pusat bisnis milik warga Muslim di Kolombo pada Kamis tutup untuk memprotes kerusuhan yang mematikan oleh kelompok garis keras, dengan mengabaikan permintaan Presiden Mahinda Rajapakse untuk tetap tinggal di rumah.

Toko-toko dan restoran-restoran di Kolombo tengah tutup setelah kerusuhan di dua daerah pantai berpenduduk mayoritas Muslim yang menewaskan empat orang dan ratusan rumah dan toko dibakar.

Para warga Muslim memprotes kelompok Buddhist Force atau BBS, dan kegagalam polisi untuk melindungi masyarakat minoritas mereka yang merupakan 10 persen dari penduduk negara itu yang berjumlah 20 juta jiwa.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement