Sabtu 21 Jun 2014 01:30 WIB

Netanyahu Kembali Desak Abbas Bubarkan Pemerintah Palestina Bersatu

Rep: Lida Puspaningtyas/ Red: Bilal Ramadhan
Perdana Menteri Palestina, Rami Hamdallah (kiri), menerima surat penugasan dari Presiden Mahmoud Abbas di Tepi Barat, Ramallah, Kamis (29/5).
Foto: Reuters/Thaer Ghanaim/PPO
Perdana Menteri Palestina, Rami Hamdallah (kiri), menerima surat penugasan dari Presiden Mahmoud Abbas di Tepi Barat, Ramallah, Kamis (29/5).

REPUBLIKA.CO.ID, BETHLEHEM -- Perdana Menteri Israel, Benjamin Netanyahu kembali mendesak Presiden Palestina, Mahmoud Abbas untuk membubarkan Pemerintah Palestina bersatu. Hal ini dikatakan oleh Netanyahu dalam sebuah konferensi pers di pangkalan militer dekat Kota Hebron, Kamis (19/6).

Pernyataan ini dilontarkan Netanyahu menyusul pencari hilangnya tiga remaja Israel di Tepi Barat pekan lalu. Pemerintah Israel telah bergerak maju melakukan pencarian tiga remaja ini ke sejumlah wilayah di Tepi Barat Palestina. Israel menuding Hamas sebagai dalang dalam penculikan para remaja ini.

"Saya berharap Palestina membubarkan pemerintahan yang bersatu dengan Hamas, ini penting untuk masa depan kita bersama," ujar Netanyahu dilansir Ma'an News, Kamis (19/6).

Sebelumnya pada Rabu (18/6), Netanyahu juga telah meminta masyarakat internasional menekan Abbas, untuk membubarkan kabinet Palestina bersatu. Netanyahu berbicara dengan mantan Perdana Menteri Inggris, Tony Blair yang juga menjadi utusan perdamaian Timur Tengah.

Tuduhan bahwa Hamas adalah pelaku penculikan tiga remaja terus menerus disebutkan oleh Netanyahu. Padahal, hingga saat ini Israel belum memberi bukti kuat terkait tudingan yang mereka berikan. Netanyahu menegaskan Israel yakin Hamas adalah pelaku penculikan.

Ia mengatakan Israel tidak memiliki keraguan terhadap hal itu dan meminta seluruh warga bersabar selama pencarian tiga remaja dilangsungkan oleh pasukan keamanan. Sedikitnya 300 warga Palestina telah ditangkap oleh tentara Israel.

Lebih dari 800 rumah warga juga telah digeledah dengan tujuan memperluas pencarian di Tepi Barat. Netanyahu juga meminta Abbas untuk membantu pencarian. Pasukan Israel juga melakukan penyerbuan ke seluruh badan amal dan organisasi yang berhubungan dengan Hamas di Tepi Barat.

Beberapa mantan dan anggota parlemen Palestina telah ditangkap selama masa pencarian tiga remaja ini. Banyak pihak yang melihat hal ini adalah sebagai alasan Israel untuk dapat mengumpulkan anggota Hamas dan melemahkan kekuatan kelompok tersebut.

Sementara pencarian dilangsungkan, Israel kembali dilaporkan menangkap 30 warga Palestina di Tepi Barat, Kamis (19/6) malam. Sebanyak 30 warga yang ditangkap diketahui melakukan perlawanan pada tentara Israel.

Penangkapan ini menaikkan jumlah warga Palestina yang ditahan sejak pencarian remaja hilang dimulai pekan lalu. Sebanyak 280 warga dilaporkan telah ditangkap dan tiga-perempat di antaranya adalah anggota Hamas. Tidak hanya terduga militan, puluhan politikus dan jurnalis dilaporkan mengalami penahanan tanpa dakwaan yang jelas.

Tentara Israel dan warga Palestina juga saling meluncurkan tembakan di Kota Jenin, Tepi Barat, Kamis (19/6). Militer Israel menuding Palestina lebih dulu melepaskan tembakan dan melempar bahan peledak ke arah mereka. Warga Palestina disebut geram dengan tindaka Israel yang terus meluaskan pencarian tiga remaja yang hilang di Tepi Barat.

Pasukan Israel telah melakukan penyisiran hampir ke seluruh rumah di wilayah Tepi Barat. Sebanyak 900 lokasi dilaporkan telah diperiksa oleh militer Israel. Otoritas Palestina mengecam Israel telah melakukan suatu taktik yang tidak dibenarkan secara hukum internasional.

Tiga remaja Israel dilaporkan hilang di sebuah tempat populer di Kota Gush Etzion, selatan tepi Barat. Sejak itu militer Israel melakukan pencarian tiga remaja di sekitar wilayah tersebut dan Hebron. Mereka melakukan penutupan, juga menyisir pedesaan serta perbukitan untuk mencari para remaja yang bernama Gil-Ad Shaer, Naftali Frankael, dan Eyal Yifrah.

Hamas yang dituding oleh Israel sebagai dalang penculikan tiga remaja ini tetap bersikeras membantah. Hamas mengatakan tidak terkait dan harus bertanggung jawab atas penculikan remaja yang terjadi.

"Terlepas dari siapa pihak yang bertanggung jawab atas penculikan itu, kami warga Palestina berhak menggunakan semua bentuk perlawanan untuk membebaskan tanah yang Israel jajah," ujar Sami Abu Zuhri, juru bicara Hamas dalam sebuah konferensi pers di Jalur Gaza, dilansir Deutch Welle News, Kamis (19/6).

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement