REPUBLIKA.CO.ID, ABU DHABI -- Kelompok jaringan Al Qaeda menyangkal (Sabtu, 21/6) pernyataan Presiden Yaman, Abd Rabbu Mansour Hadi, yang mengatakan bahwa sebagian besar pejuangnya di negara bermasalah tersebut adalah warga asing.
April lalu, pasukan militer Yaman mulai memperluas serangannya ke Yaman Selatan, termasuk provinsi Abyan dan Shabwa. Hal tersebut dilakukan dalam kampanye memberantas kelompok militan Al Qaeda.
Sebelumnya dalam pidato 29 April lalu, Hadi mengatakan, sekitar 70 persen anggota Al Qaeda di Yaman adalah orang asing. Sejak itu, militer setempat mengatakan sekitar 500 militan Al Qaeda tewas dalam serangan, dan banyak dari mereka adalah orang asing.
"Kami memastikan dari tuduhan ini karena sebagian besar pejuang berasal dari anak-anak di negara Muslim yang berbagi persaudaraan atas nama agama dan berakar dalam suku-suku mereka," kata Al Qaida, seperti dilansir dari Reuters (Sabtu, 21/6).
Kelompok jaringan Al Qaida yang berbasis di Semenanjung Arab (Al Qaida in the Arabian Peninsula/AQAP) dan cabangnya, Ansar Al Sharia, telah menghambat upaya Amerika Serikat dan sekutunya untuk memulihkan stabilitas di Yaman.
Seperti diketahui, Yaman dilanda pemberontakan sipil pada 2011 lalu, yang memaksa perubahan dalam pemerintahan setempat.
Setidaknya, ratusan orang tewas dalam serangan ledakan dan bom bunuh diri yang dilakukan oleh kelompok militan terhadap fasilitas militer, pemerintah, dan warga asing di Yaman.