REPUBLIKA.CO.ID, SEOUL -- Orangtua dari tentara Korea Selatan yang membunuh lima rekannya dalam serangan granat dan tembakan, memohon agar ia menyerahkan diri, Ahad setelah baku tembak dengan pasukan yang memburunya di gedung sekolah dekat perbatasan Korea Utara.
Tentara itu Sabtu malam melempar granat dan menembak mati lima rekannya dan melukai tujuh orang yang lain di markas terluar di Goseong, wilayah pegunungan yang berbatasan dengan Utara di pantai semenanjung Korea.
Perburuan terhadap dirinya dilakukan hingga tengah hari dengan helikopter dan perjalanan darat naik-turun bukit oleh pasukan khusus yang menurut seorang kolonel dalam penjelasan kepada media, melibatkan pasukan dari sembilan batalyon.
Ia ditemukan bersembunyi di dekat gedung sekolah yang berada 10 km dari pangkalannya dan menembak ke arah pasukan sehingga mencederai lengan komandan peleton, diberitakan oleh televisi YTN.
Pasukan pemburu mendapat perintah "menembak mati" kecuali tentara itu menyerah, kata YTN mengutip sumber militer.
Orangtua tentara itu menurut kantor berita Yonhap, diajak ke tempat persembunyian dan ibunya memohon agar pria itu menyerahkan diri.
"Saya mendengar serentetan tembakan sekitar 10 menit," kata Byun Sang-man seorang petani berusia 80 kepada Reuters dari kampungnya.
"Kami tidak bisa keluar rumah, tentara melepas tembakan di seluruh penjuru desa. Pimpinannya mengatakan kepada kami pagi ini dengan memakai pengeras suara agar kami tetap berada di dalam rumah."
Petugas militer menyebut tentara itu bernama Sersan Lim dan mengatakan bahwa ia akan dipecat pada 16 September.
Petugas yang tidak bersedia disebut namanya karena tidak mempunyai wewenang untuk berbicara ke media, menggambarkan Lim sebagai otang yang "tertutup" dan ada sebelum ini kekhawatiran mengenai kesehatan jiwanya tetapi dianggap bisa menjalankan tugas di pos tersebut setelah lulus uji kesehatan pada November.
Kantor Berita Yonhap melaporkan urutan kejadian di pangkalan pada Sabtu malam.
"Mula-mula ia melempar granat lalu melepas tembakan. Ia kembali dari tugas jaga pada siang hari," tulis Yonhap.
Setelah penembakan, pihak militer memasang selubung di tempat kejadian dan lokasi pencarian termasuk pos jaga di seluruh kawasan seluas empat kilometer.
Kementerian Pertahanan mengeluarkan pernyataan maaf kepada negara atas kejadian tersebut. Pihak militer pernah dicaci-maki atas kejadian serupa pada masa lalu.
"Saya meminta maaf pada warga Korea karena menyebabkan kecemasan," kata Kim Min-seok, juru bicara kementerian, Ahad.