Senin 23 Jun 2014 22:47 WIB

Korut Geram atas Komentar Menlu Bishop

Red:
abc news
abc news

REPUBLIKA.CO.ID, AUSTRALIA -- Korea Utara mengancam akan menghukum Menteri Luar Negeri Australia, Julie Bishop, karena komentarnya tentang Kim Jong-un di media Amerika Serikat.

Kementerian Luar Negeri Korea Utara mengatakan, komentar Menlu Julie Bishop ‘menyakiti martabat kepemimpinan Korea Utara’.
Dalam sebuah wawancara dengan radio ‘Voice of America’ minggu lalu, Menlu Bishop mengkritik Kim Jong-un dan ambisinya terhadap senjata nuklir.

“Uji coba nuklir dan rudal membuahkan malapetaka atau tindakan pembalasan. Adalah fakta bahwa tak ada negara manapun di dunia yang dapat meningkatkan ekonomi atau ketahanannya dengan menebar ancaman terhadap tetangga mereka dan dengan memiskinkan rakyat mereka sendiri. Kim Jong-un hampir tak dapat mengklaim legitimasi dirinya sebagai pemimpin ketika rezimnya justru terus menentang harapan publik internasional," ujarnya, belum lama ini.

Kantor berita milik pemerintah Korea Utara ‘KCNA’ mengungkapkan, Kementerian Luar Negeri negaranya marah atas tindakan Menlu Bishop yang ‘menyakiti martabat kepemimpinan Korea Utara’.

“Ia tak berhak berbicara apapun mengenai legitimasi, mengingat ia tak lebih dari sekedar antek-antek Amerika Serikat yang kebijakannya selalu memusuhi Korea Utara. Ia hanya mengikuti apa kata negara lain tanpa disertai kebijakan luar negeri dan pandangannya sendiri. Pemerintah Korea Utara tak akan pernah memaafkan dan akan menghukum siapa saja yang berani memfitnah martabat pemimpin tertingginya,” tulis kantor berita itu.

Meski demikian, tak disebutkan secara jelas apa bentuk hukuman yang akan diberikan tersebut.

Kantor berita Korea Selatan ‘Yonhap’ melaporkan bahwa selama ini Korea Utara terbiasa mengancam kritik yang dilayangkan pihak luar terhadap pemimpinnya. Namun sangat jarang ancaman itu ditujukan secara langsung terhadap diplomat top dari Australia.

Kantor berita Korea Selatan ini menjelaskan, Korea Utara telah menebar sejumlah ancaman militer terhadap Korea Selatan atas hujatan yang ditujukan kepada pemimpin mereka belakangan ini, walau tak diikuti aksi apapun.

Disclaimer: Berita ini merupakan kerja sama Republika.co.id dengan ABC News (Australian Broadcasting Corporation). Hal yang terkait dengan tulisan, foto, grafis, video, dan keseluruhan isi berita menjadi tanggung jawab ABC News (Australian Broadcasting Corporation).
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement