Senin 23 Jun 2014 13:26 WIB

ISIL Kuasai Perbatasan Barat Irak

Rep: Dessy Suciati Saputri/ Red: Mansyur Faqih
Masyarakat Irak berbaris untuk mendaftar menjadi relawan militer menyusul krisis yang terjadi di negaranya
Foto: ap
Masyarakat Irak berbaris untuk mendaftar menjadi relawan militer menyusul krisis yang terjadi di negaranya

REPUBLIKA.CO.ID, BAGHDAD -- Pemerintah Irak kembali kehilangan kendali kekuasaannya di perbatasan barat. Karena para pemberontak ISIL telah berhasil merebut perlintasan yang menghubungkan antara Suriah dan Yordania.

BBC melaporkan, menurut para pejabat, para pemberontak mengambil alih dua perlintasan utama di Anbar, Ahad (22/6). Atau sehari setelah mereka menguasai Qaim. Selain itu, bandara penting di Tal Afar pun dilaporkan telah jatuh ke tangan pemberontak. 

Presiden AS Barack Obama pun memperingatkan ancaman bahaya para pemberontak di negara lain di wilayah itu. "Kita harus mewaspadai. Ideologi ekstrem mereka menjadi ancaman jangka menengah dan jangka panjang," katanya. 

Sejak jatuhnya Mosul pada awal Juni lalu, ISIL telah berhasil menguasai sejumlah kota lainnya di barat dan utara. Mereka telah mengambil alih empat kota penting di provinsi Anbar, yakni Qaim, Rutba, Rawa, dan Anah. 

Para pemberontak pun dilaporkan telah menduduki pos al-Waleed yang menghubungkan dengan Suriah dan Turaibil, di perbatsan Yordania pada Ahad. 

Menurut para pengamat, berhasil didudukinya perlintasan perbatasan itu dapat mempermudah ISIL mendapatkan dan mengirimkan senjata dan perlengkapan perang lainnya. 

Jatuhnya pos perbatasan di Yordania dan Suriah membuat pemerintah Irak telah kehilangan kendalinya di semua perbatasan barat. Seorang pemimpin suku mengatakan 90 persen provinsi tersebut kini berada di tangan pemberontak. 

Sebelum krisis ini terjadi, kota Falluja yang jaraknya sekitar 30 km dari Baghdad serta sebagian wilayah Ramadi juga telah dikuasai pemberontak sejak Januari. Di sejumlah tempat, para pasukan militer dan kepolisian terlihat telah meninggalkan pos penjagaan mereka. Sehingga, para pemberontak pun dapat dengan mudah mendudukinya. 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement