Senin 23 Jun 2014 13:33 WIB

Ayatollah Khamenei Menentang Intervensi AS di Irak

Rep: Dessy Suciati Saputri/ Red: Mansyur Faqih
Ayatollah Ali Khamenei
Foto: ap
Ayatollah Ali Khamenei

REPUBLIKA.CO.ID, BAGHDAD -- Pemimpin tertinggi Iran Ayatollah Ali Khamenei menentang upaya intervensi Amerika Serikat di Irak. 

"Masalah utama di Irak adalah antara mereka yang menginginkan Irak untuk bergabung dengan kamp AS dan mereka yang ingin Irak menjadi independen," katanya.

AS memang telah menarik pasukannya dari Irak pada 2011. Namun, kini mengerahkan 300 penasehat militernya ke Irak untuk membantu pemerintah melawan para pemberontak. 

Ahad (22/6) lalu, Menlu AS John Kerry pun mendesak pemimpin Irak untuk membentuk pemerintahan yang bersatu guna memenuhi tuntutan warganya. 

Menurutnya, kondisi saat ini sangat mengkhawatirkan. Diperingatkan, ideologi kekerasan dan tekanan ISIL tak hanya merupakan ancaman terhadap Irak, tetapi di seluruh wilayah. 

BBC melansir, pemimpin suku Suni di Anbar mengatakan, anggota pemberontak ISIL yang menguasai provinsi tersebut hanya terdiri dari beberapa orang. Kebanyakan merupakan orang-orang suku dan mantan anggota keamanan dari era Saddam Hussein. 

Shaikh Raad al-Sulaeiman, tokoh senior di Ramadi, menyebut alasan mereka menduduki banyak wilayah karena para pasukan tentara Irak tidak dipersiapkan untuk bertempur. "Sebagian dari para perwira dan anggotanya menggunakan perasaan mereka. Mereka meninggalkan pasukannya, senjatanya, serta kendaraan mereka, dan melarikan diri ke Anbar," katanya. 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement