REPUBLIKA.CO.ID, QUEENSLAND -- Para petani kacang di Kingaroy, tenggara Queensland, menuturkan, kekeringan yang terjadi di wilayah mereka merupakan yang terburuk sepanjang sejarah.
Sebagian besar panen kemungkinan hanya bisa diolah menjadi selai kacang atau minyak, bukannya makanan ringan yang digemari masyarakat dan berlaba besar.
Wayne Weller telah bertanam kacang selama 45 tahun dan mengatakan pendapatan keluarganya akan berkurang separuh pada tahun ini. “Biasanya, kalau kita meminjam uang itu digunakan untuk membeli aset tapi kali ini kami meminjam untuk membeli makanan,” ratap Wayne baru-baru ini.
Pakar ilmu pertanahan lokal, Ian Crosthwaite, mengatakan, ia telah menetap di kota itu sejak tahun 1984 dan kemungkinan tahun ini adalah musim terburuk yang pernah ia alami.
“Kami mendengar beberapa petani yang tahun ini akhirnya memutuskan untuk berhenti, dan kecuali kita akan menghadapi beberapa musim yang baik dalam waktu dekat, masih banyak lainnya yang akan mengikuti jejak mereka yang keluar,” tutur Ian.
Ia mengutarakan, para petani masih berbenah diri dari kerusakan banjir beberapa tahun lalu, dan sangat sulit bagi mereka untuk tetap optimistis.
Wayne menambahkan, kenyataan itu diperparah dengan rencana para pemasok komponen mesin lokal yang akan tutup pada akhir Juni, dan memaksa petani menjangkau Dalby, dua jam perjalanan dari Kingaroy.
Wayne dan dua saudara laki-lakinya adalah generasi ketiga petani kacang di dalam keluarganya.
Mereka memiliki 7 anak, dan tak ada satupun yang optimistis akan kelanjutan pertanian keluarga tersebut.
“Tak akan ada generasi keempat,” ucap Wayne.
Ian mengimbuhkan, “Kebanyakan petani telah memasuki usia 60an. Dari mana generasi baru bisa didapat? ketika anda melihat lingkungan ini, tak banyak yang ingin melanjutkan kebun.”
Para petani kacang membahas masalah ini dalam sebuah pertemuan yang mengetengahkan berbagai macam tipe bantuan dari para donor dan instansi pemerintah.