REPUBLIKA.CO.ID, NEW YORK -- Misi Gabungan PBB- Organisasi bagi Pelarangan Senjata Kimia (OPCW) pada Senin (23/6) mengumumkan Suriah telah memindahkan semua simpanan bahan kimia yang diumumkannya dari wilayahnya.
"Misi Gabungan tersebut menyambut baik pemindahan sisa 7,2 persen bahan senjata kimia dari Republik Arab Suriah," kata tim ahli internasional yang mengawasi pemusnahan program senjata kimia di Suriah di dalam siaran pers.
"Dengan pemindahan terakhir itu, seluruh bahan senjata kimia yang diumumkan dan dimusnahkan atau dipindahkan dari Suriah telah mencapai 100 persen," kata Misi Gabungan tersebut, sebagaimana dikutip Xinhua --yang dipantau Antara di Jakarta, Selasa. "Tugas operasional yang paling menantang dalam upaya untuk memusnahkan program senjata kimia Suriah telah sampai pada ujungnya."
Dewan Keamanan PBB dengan suara bulat mensahkan satu resolusi pada September tahun lalu guna membebaskan negara Timur Tengah yang dilanda perang tersebut dari senjata kimianya. Berdasarkan resolusi itu, OPCW diberi mandat untuk mengawasi pemusnahan bahan senjata kimia Suriah.
Pemindahan bahan paling kritis untuk dimusnahkan dimulai pada awal Januari. Berdasarkan keputusan yang diambil oleh Dewan Keamanan dan Dewan Pelaksana OPCW, total simpanan senjata kimia Suriah mesti dimusnahkan paling lambat pada 30 Juni 2014.
Pusat kegiatan dalam beberapa pekan belakangan ialah pemindahan sisa 7,2 persen bahan senjata kimia yang diumumkan yang telah berlangsung sulit akibat kondisi keamanan yang rentan.
Pada Senin (23/6), Misi Gabungan tersebut juga menyatakan bahwa, selain penyelesaian operasi pemindahan, Suriah telah memusnahkan semua produksi yang diumumkan, pencampuran dan pengisian peralatan serta amunisi, dan banyak bangunan yang berkaitan dengan program senjata kimia yang diumumkan.
"Dengan pengecualian 12 instalasi produksi yang menunggu keputusan Dewan Pelaksana OPCW, semua program senjata kimia yang diumumkan Suriah telah dimusnahkan dalam kerangka waktu yang tak pernah terjadi sebelumnya dan dalam kondisi yang sangat menantang," katanya.
Pemindahan bahan kimia ke luar Suriah melibatkan pengiriman bahan itu dengan menggunakan kapal komersial oleh beberapa negara anggota PBB, dan kemudian mengisinya ke satu kapal Amerika Serikat serta memusnahkannya di laut.
Misi Gabungan tersebut, yang mengakui "komitmen serta kerja sama konstruktif yang diperlihatkan oleh Pemerintah Suriah sepanjang operasi rumit itu", menyatakan misi tersebut sangat berterima kasih atas "dukungan penting dan profesionalisme yang diperlihatkan oleh mitra maritim --Republik Rakyat Tiongkok, Denmark, Norwegia, Federasi Rusia, Inggris dan Amerika Serikat --yang telah menyediakan sumber daya penting dan dukungan bagi operasi tersebut".
Selain itu, Misi Gabungan tersebut juga menyampaikan penghargaan kepada Siprus dan Lebanon atas fasilitasi mereka dan kerja sama yang berlanjut.