Rabu 25 Jun 2014 10:22 WIB

Jumlah Angka Kelahiran di Spanyol Merosot

Kepalan tangan bayi bisa menjadi indikator kesehatan tumbuh kembang anak/ilustrasi
Foto: diai.biz
Kepalan tangan bayi bisa menjadi indikator kesehatan tumbuh kembang anak/ilustrasi

REPUBLIKA.CO.ID, MADRID -- Harapan hidup orang Spanyol dilaporkan telah mencapai tingkat paling tinggi, namun itu dibayangi dengan angka kelahiran yang terus merosot.

Menurut data statistik yang disiarkan oleh Lembaga Statistik Nasional Spanyol (INE) pada Selasa (24/6), pada akhir 2013, rata-rata orang Spanyol dapat hidup sampai usia 82,8 tahun, setengah tahun lebih lama ketimbang angka pada penghujung 2012. Rata-rata usia pria naik jadi 80 tahun dan perempuan jadi 85,6 tahun.

Studi INE tersebut menunjukkan itu mengarah kepada berlanjutnya peningkatan usia rata-rata penduduk Spanyol, sebab bukan hanya orang Spanyol hidup lebih lama.

Namun sebaliknya angka kelahiran di negara itu malah terus merosot. Menurut studi yang sama tahun 2013 memperlihatkan jumlah bayi yang dilahirkan di Spanyol berkurang untuk tahun kelima secara berturut-turut dengan 425.390 kelahiran, turun 6,4 persen pada 2012 dan merosot 18 persen sejak 2008, ketika krisis ekonomi saat ini mulai menggigit dan 519.779 anak dilahirkan.

Negara itu juga telah menyaksikan penurunan rata-rata jumlah anak yang dilahirkan setiap ibu, demikian laporan Xinhua --yang dipantau di Jakarta, Rabu (25/6) pagi.

 

Angka rata-rata anak yang dilahirkan sekarang berjumlah 1,25 anak per ibu dibandingkan dengan 1,32 pada 2012.

Itu terjadi terutama karena dua sebab: pertama adalah perempuan terus menunda usia yang mereka putuskan untuk memiliki anak pertama, sehingga membatasi jumlah anak yang dapat mereka miliki saat mereka masih subur.

Kondisi tersebut ditambah oleh kenyataan bahwa juga makin sedikit perempuan Spanyol yang dalam usia produktif (15-49 tahun) terutama karena dampak kemerosotan tajam angka kelahiran selama 1980-an dan semester pertama 1990-an.

Saat itu perempuan mulai memanfaatkan kontrasepsi yang makin tersedia dan hukum aborsi yang makin liberal setelah Spanyol kembali ke demokrasi.

Akhirnya krisis telah membuat banyak imigran di Amerika Latin, yang cenderung mulai berkeluarga pada usia lebih muda dan memiliki lebih banyak anak, mulai kembali ke tanah air mereka --yang juga telah memiliki dampak.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement

Rekomendasi

Advertisement