REPUBLIKA.CO.ID, SYDNEY -- Sistem pemilihan yang lebih sederhana dan maraknya perdebatan antarcalon presiden Indonesia membuat calon pemilih yang berada di Australia lebih antusias memberikan suara mereka. PPLN di Sydney dan Melbourne memperkirakan voters turn out untuk pilpres akan mencapai 40 persen.
Antusiasme tersebut diungkapkan oleh Ketua PPLN New South Wales (yang mencakup Sydney, Brisbane dan Adelaide) Jon Soemarjono dan Ketua PPLN Victoria (yang mencakup Melbourne) Isveth Novera kepada wartawan ABC L. Sastra Wijaya hari Rabu (25/6).
Jumlah pemilih di dua wilayah PPLN ini merupakan mayoritas pemilih Indonesia di Australia. Catatan sementara menunjukkan pemilih di NSW sekitar 24 ribu orang, sementara di Victoria sekitar 13 ribu orang. "Menurut saya antusiasmenya luar biasa. Saya maupun anggota PPLN lainnya mendapat telepon atau SMS bertubi-tubi menanyakan hal-hal seputar pilpres," kata Jon Soemarjono.
Bila pemungutan suara di Indonesia dilakukan hari Rabu (9/7) mendatang di Sydney dan Melbourne dilakukan hari Sabtu (5/7), sementara di wilayah PPLN Australia Barat (termasuk Perth) diselenggarakan Ahad (6/7). "Pertanyaannya mulai dari bagaimana kalau ibu dan ayah saya ketika pas pemilihan berkunjung ke Australia? atau saya nanti akan berlibur bagaimana caranya saya akan bisa tetap memberikan suara," kata Jon Soemarjono, yang mengatakan bahwa setiap harinya dia menerima paling kurang 10 telepon atau SMS berkenaan dengan hal tersebut.
"Banyak yang sudah bertanya, kok belum dikirimi kartu suara. Padahal memang ada keterlambatan pencetakan kartu suara. Tadi malam kita baru menyelesaikan soal kartu suara ini dan mengirimkannya lewat pos," kata Isvet Novera.
Menurut Isvet Novera, selain bertanya mengenai tata cara pemilihan, beberapa di antara pemilih yang sudah terdaftar sebelumnya juga kembali mengecek apakah mereka sudah terdaftar kembali untuk pemilihan presiden.
"Jadi antusiasme itu tampak sekali. Ada perasaan bahwa mereka ingin memastikan bahwa mereka betul-betul terdaftar untuk memilih," kata Isvet Novera.
Di pemilihan legislatif baru lalu, jumlah yang memberikan suara di Melbourne hanya sekitar 20 persen, dan Isvet memperkirakan di pilpres jumlah pemilih akan naik menjadi di atas 30 persen.
Sementara itu di Sydney, Jon Soemarjono mengharapkan bahwa pemilih yang datang akan mencapai 40 persen. "Ya kalau sudah bisa di atas 30 persen saja kita sudah senang," kata Soemarjono.
Di Melbourne, pemungutan suara akan dipusatkan di KJRI di kawasan St Kilda Road, sementara di Sydney, 18 TPS disebar di berbagai wilayah Kota Sydney.
"Hanya ada 4 TPS di Konjen, sisanya ada di TPS di gedung pertemuan yang ada di berbagai wilayah. 2 di Brisbane dan 1 di Adelaide," kata Soemarjono.