Rabu 25 Jun 2014 22:38 WIB

Iran Bantah Kirim Tentara ke Irak

Tentara Iran
Foto: Reuters
Tentara Iran

REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA--Iran tidak mengirim pasukan militer ke Irak, wanita Juru Bicara Kementerian Luar Negeri Iran Marzieh Afkham mengatakan pada Rabu, dan membantah kehadiran pejabat militer Iran di negara Arab yang dilanda krisis tersebut.

"Sebagaimana ditekankan oleh duta besar Iran untuk Teheran, tak satu pun pejabat militer Iran berada di Irak, dan pernyataan mengenai kehadiran pasukan militer Iran di Irak "tidak benar", kata Marzieh Afkham dalam taklimat mingguan.

Ia juga mengatakan pernyataan mengenai campur tangan Iran di Irak adalah "propaganda dan bertujuan membuat lemah Pemerintah Irak".

Pada Selasa (24/6), Duta Besar Irak untuk Teheran Majid Ash-Sheikh membantah kehadiran pasukan militer Iran serta komandan militer Iran di Irak. Ia mengatakan, "Irak takkan pernah menerima bantuan apa pun dari orang asing ... dan kami siap mempertahankan negara kami sendiri."

Ketika ditanya apakah kedua negara itu akan bekerjasama secara militer guna menghadapi gerilyawan Negara Islam Irak dan Levant (ISIL), Marzieh Afkham mengatakan, "Sejauh ini, Irak belum meminta Iran (bagi kerja sama semacam itu). Jika ada permintaan, Iran akan memutuskan mengenai itu dengan dasar hubungan timbal-baliknya dengan Irak dan dalam kerangka kerja peraturan internasional."

Situasi di Irak membaik, kata wanita juru bicara tersebut, sebagaimana diberitakan Xinhua, Rabu malam. Ia menambahkan itu terjadi karena interaksi di kalangan berbagai kelompok politik Irak dalam memerangi "aksi teror".

Masyarakat internasional juga mesti melaksanakan tanggung jawabnya terutama di Irak sehingga demokrasi dapat ditegakkan di negeri tersebut dan di wilayah itu pada umumnya, kata pejabat Kementerian Luar Negeri Iran.

Republik Islam Iran mengatakan negara tersebut takkan mengirim pasukan militer untuk membantu Pemerintah Irak dalam perangnya melawan ISIL, tapi Presiden Iran Hassan Rouhani belum lama ini mengatakan Iran akan melakukan apa saja untuk melindungi tempat suci Syiah di negara Timur Tengah itu.

sumber : antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement