REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA--Menteri Luar Negeri Ukraina Pavlo Klimkin, Rabu, berjanji bahwa Kiev akan tetap memegang teguh gencatan senjata sepihaknya meski sebuah helikopter militer ditembak jatuh oleh kelompok separatis pro-Rusia.
"Kami tetap berpegang pada komitmen kami, kami tetap menepati gencatan senjata sepihak kami," kata Klimkin kepada wartawan di NATO, setelah sembilan prajuritnya tewas dalam serangan di luar kota Slavyansk pada Selasa.
Namun dia memperingatkan bahwa "tentu saja tindakan tersebut, provokasi tersebut sangat berbahaya untuk terwujudnya gencatan senjata yang berkelanjutan".
"Kami berkomitmen untuk melakukan yang terbaik untuk mencapai diredakannya situasi di Donetsk dan Lugansk, itu penting."
Pemerintah Ukraina telah sepakat untuk menerapkan gencatan senjata selama sepekan yang mulai berlaku pada 21 Juni.
Presiden baru Ukraina Petro Poroshenko, Rabu, mengupayakan pembicaraan mendesak dengan timpalannya dari Rusia Vladimir Putin setelah terjadinya serangan gerilyawan meski ada perintah gencatan senjata dari komandan mereka.
Kematian sembilan prajurit di luar markas kelompok pro-Rusia dan tewasnya dua tentara lain dalam serangan itu telah memicu Poroshenko untuk mengancam akan melakukan kampanye baru militer yang kuat di kawasan industri bagian timur itu.
"Memperpanjang atau tidak memperpanjang gencatan senjata adalah kompetensi presiden," kata Klimkin, setelah mengadakan serangkaian dialog dalam pertemuan menteri luar negeri NATO di Brussels.
"Kami memiliki sejumlah perkembangan yang mengkhawatirkan ... tapi kami berkomitmen penuh pada rencana perdamaian, kami berkomitmen penuh untuk melakukan yang terbaik terkait rencana perdamaian," kata Klimkin.
"Setiap keputusan lebih lanjut dan tindakan lebih lanjut akan tentu saja tergantung pada perkembangan yang sedang berlangsung dalam beberapa hari yang akan datang."