Kamis 26 Jun 2014 22:47 WIB

Gedung Tertinggi di Australia akan Hadir di Kota Melbourne

Red:
abc news
abc news

REPUBLIKA.CO.ID, VICTORIA -- Pemerintah Victoria telah menyetujui pembangunan gedung pencakar langit  Australia 108. Ini akan menjadi bangunan pertama berlantai 100 di belahan bumi selatan.

Menteri Infrastruktur,  Matthew Guy mengatakan gedung yang akan dibangun di  Southbank Boulevard No 70 ini rencanya setinggi 319 meter."Tinggi bangunan ini 319 meter ke atas, masih jauh lebih tinggi dibandingkan gedung tertinggi saat ini di kawasan itu yakni Gedung Eureka Tower yang memiliki ketinggian 297 meter,” kata Guyi.

"Sementara Menara Q1 di Gold Coast tingginya 323 meter, bagian atas Q1 adalah sekitar 275, sehingga  sepengetahuan saya ini akan menjadi bangunan tertinggi di seluruh Australia,” tegasnya.

Gedung itu merupakan satu dari 3 gedung pencakar langit yang disetujui pembangunannya oleh pemerintah Victoria Kamis (26/6) ini. Pemerintah juga mempersilakan pembangunan gedung setinggi 75 lantai di Jalan Elizabeth dan gedung berlantai 54 di jalan Queensbridge di Southbank.

Guy mengatakan pembangunan gedung-gedung ini akan menciptakan lahan pekerjaan bagi  5,800 pekerja bangunan dan ketika sudah selesai akan mampu menyediakan 4,000 tempat tinggal dan akan menambah  tingkat hunian di pusat Kota Melbourne. “Kawasan di pusat kota Melbourne saat ini jauh lebih unggul dalam hal pelayanan, kemudahan dan  tingkat kelayakan huni dan memang berpotensi dan khususnya melalui trem, yang mampu mengangkut orang dari wilayah pusat kota Melbourne, "katanya.

"Bangunan-bangunan ini akan  memastikan bahwa Melbourne memiliki pasokan unit rumah dan tempat tinggal dalam jumlah besar yang akan dibangun di daerah pusat kota dan mereka sangat penting bagi perekonomian Victoria."

construction

Bangunan tinggi telan biaya lebih banyak

Tapi Profesor Lingkungan dan Perencanaan dari RMIT, Michael Buxton, mengatakan pembangunan gedung tinggi itu tidak akan membantu mencegah pemekaran wilayah di Melbourne.

"Pemerintah saat ini mengatakan pembangunan gedung pencakar langit ini akan menghilangkan tekanan di seluruh kota, tapi tentu saja tidak demikian adanya, karena gedung pencakar langit itu pasar yang berbeda. Kehadirannya  tidak akan  mengurangi tekanan kebutuhan rumah tinggal di  pinggiran kota atau pinggiran," kata Buxton.

Buxton juga mengkritik pemerintah Victoria yang dinilai tidak memiliki pedoman yang memadai untuk mengatur pembangunan gedung-gedung bertingkat tinggi di perkotana.

"Hal yang sangat paradoks adalah bahwa semakin besar pembangunan makan dampaknya akan lebih besar dan itu harus dikendalikan, tetapi pemerintah tampaknya cenderung lemah dalam hal tersebut, karena mereka tidak bisa menahan aliran investasi pembangunan gedung pencakar langit ini," katanya.

"Gedung pencakar langit biaya tanahnya lebih rendah,  tapi bisa menghasilkan uang yanglebih banyak dari area tersebut, tapi masalahnya adalah semakin tinggi bangunan, biaya per unitnya semakin tinggi, sehingga secara ekonomi ini benar-benar bermasalah."

Arsitek bangunan Nonda Katsalidis mengakui bahwa gedung-gedung pencakar langit mahal bagi investor.

"Anda harus mengenakan biaya lebih banyak pada bangunan tinggi, karena biaya membangun gedung tinggi itu lebih mahal. Mulai dari perlu sarana lift, struktur bangunan yang lebih berat untuk menahan beban angin dan hal-hal lain," kata Katsalidis.

Tidak setinggi rancangan sebelumnya

Pembangunan gedung Australia 108 sebenarnya sudah disetujui sejak tahun lalu. Namun sempat dibatalkan karena dianggap menghalangi jalur rute penerbangan darurat untuk  BandaraEssendon.

"Pada rancangan yang sebelumnya, gedung Australia 108 memiliki ketinggian 388 meter, sekitar 30 meter lebih tinggi dari rancangan sekarang. Tapi desain itu  dinilai bermasalah bagi bandara Essendon, terutama untuk pesawat-pesawat kecil,” katanya.

"Setelah direvisi ketinggiannya kami pangkas menjadi hanya 319 meter,  akan ada lebih dari 1.000 apartemen di dalamnya dan kita masih akan punya pemandangan bintang berkelip di bagian tengah, yang akan menjadi fitur yang hebat. "

Katsalidis mengatakan bangunan itu diharapkan akan selesai pada tahun 2019.

Disclaimer: Berita ini merupakan kerja sama Republika.co.id dengan ABC News (Australian Broadcasting Corporation). Hal yang terkait dengan tulisan, foto, grafis, video, dan keseluruhan isi berita menjadi tanggung jawab ABC News (Australian Broadcasting Corporation).
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement