REPUBLIKA.CO.ID, BANGKOK -- Junta militer Thailand mengatakan kudeta bulan lalu tidak direncanakan.
Wakil Kepala Staf Dewan Nasional untuk Perdamaian dan Ketertiban (NCPO) Letnan Jenderal Chatchalerm Chalermsukh membantah tuduhan pemimpin oposisi yang mengatakan kudeta telah direncanakan bertahun-tahun.
Dia juga mengatakan mantan perdana menteri Thaksin Shinawatra dan keluarganya masih bisa terjun ke politik.
"Sejauh yang saya tahu tidak ada yang direncanakan. Jika direncanakan, hal itu menjadi tidak sah. Jika kalian bertanya mengapa kudeta bisa berlangsung mulus, itu karena pasukan telah ditempatkan di ibukota Bangkok," ujar dia, dikutip dari BBC, Kamis (26/6).
Sejak pengambilalihan kekuasaan tersebut, ratusan orang telah ditahan. Chalermsukh mengatakan tempat mereka ditahan bukanlah seperti penjara. Menurutnya, tempat tahanan lebih seperti rumah bagi tamu.
Dia mengatakan tidak ada pagar kawat berduri. Bahkan, lokasi penahanan telah ditunjukkan ke kelompok HAM dan disiarkan di televisi nasional.
Militer melakukan kudeta pada 22 Mei setelah protes massa selama tujuh bulan menentang perdana menteri Yingluck Shinawatra mundur.