REPUBLIKA.CO.ID, JENEWA -- Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) memperingatkan perlunya langkah dramatis dalam memerangi wabah virus Ebola.
"Karena jumlah kematian dan kasus Ebola yang terus meningkat di Guinea, Liberia dan Sierra Leone, WHO memperingatkan perlunya dilakukan aksi drastis," ujar WHO dalam pernyataannya, dikutip dari AFP, Jumat (27/6).
Ahad pekan lalu, dilaporkan terjadi 635 kasus Ebola, termasuk 399 kematian. Direktur Regional WHO untuk Afrika Luis Sambo mengatakan kasus virus Ebola bukan lagi wabah negara tertentu tetapi krisis sub-regional yang memerlukan tindakan tegas oleh pemerintah dan mitra.
Sejak epidemi demam berdarah mematikan terjadi pertama kalinya di Afrika barat di Guinea pada Januari, WHO telah mengirimkan lebih dari 150 ahli untuk membantu mengatasi krisis.
Untuk mengatasi krisis yang semakin berkembang, WHO mengatakan akan mengadakan pertemuan dengan para menteri kesehatan dari 11 negara di Accra, Ghana pada 2 dan 3 Juli untuk membahas cara terbaik mengatasi krisis secara kolektif. Pertemuan juga bertujuan mengembangkan rencana operasional antarnegara yang komprehensif.
WHO telah menetapkan Ebola sebagai wabah paling menantang sejak virus itu pertama kali diidentifikasi pada 1976 di Republik Demokratik Kongo. Saat itu wabah menewaskan 280 orang dan paling mematikan.