REPUBLIKA.CO.ID, LONDON--Pada 18 September mendatang, rakyat Skotlandia akan menggelar jajak pendapat soal pemisahan negara mereka dari Britania Raya, setelah kebersamaan yang dijalin 307 tahun lamanya. Jika hasilnya rakyat Skotlandia menghendaki independensi, kemungkinan besar akan terjadi pemeriksan pada perlintasan batas kedua negara.
Menjelang jajak pendapat, isu soal perlintasan batas tersebut semakin memanas. Partai Nasional Skotlandia (SNP), kelompok terbesar di parlemen Skotlandia dan pro-pemisahan menawarkan konsep perbatasan terbuka, sehingga kemerdekaan Skotlandia tidak menyulitkan perlintasan batas kedua negara.
Namun demikian, hal tersebut ditentang oleh pihak oposisi Britania Raya dari Partai Konservatif. Tak hanya dari Partai Konservatif, Partai Buruh yang berkuasa juga mengusung isu penolakan tawaran tersebut. "Jika kebijakan imigrasinya sudah berbeda, terpaksa kita harus mendiskusikan soal perlintasan batas ini," ujar pimpinan Partai Buruh Ed Miliband, seperti dilansir Reuters (27/6).
Hasil survey pada Desember tahun lalu menunjukan, 3/4 warga Britania di luar Skotlandia mendukung perlintasan terbuka antara Britania Raya dan Skotlandia.