Sabtu 28 Jun 2014 17:15 WIB

Rusia Tunda Peluncuran Roket Angara

Roket Angara
Roket Angara

REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA--Rusia menunda peluncuran perdana roket antariksa pertamanya, yang dirancang sejak masa Uni Soviet, untuk hari kedua pada Sabtu, pukulan baru bagi industri pernah perintis negara itu, kata kantor berita RIA.

Peluncuran awal roket Angara itu pertama dibatalkan pada Jumat sesudah kegagalan pendorong kendaraan dalam hitung mundur akhir, yang disaksikan Presiden Vladimir Putin melalui sambungan video di Kremlin.

Angara, dibangun oleh pusat antariksa Khrunichev, adalah uji kunci kemampuan Rusia membuat ulang industri ruang angkasa bermasalah, yang berjuang pulih dari penyusutan pakar dan bertahun pembatasan anggaran.

"Roket akan dipindahkan dari landas luncur dan dikirim ke anjungan teknis untuk pengajian terpadu," kata RIA mengutip keterangan pusat Khrunichev, dengan menambahkan bahwa waktu peluncuran baru akan diputuskan sesudah pemeriksaan tersebut.

Roket angkatan baru itu dibuat lebih dari dua dasawarsa dan menjadi inti rencana Putin membarui industri antariksa Rusia serta dorongan untuk meluncurkan satelit dari tanah sendiri, yang melepaskan ketergantungan pada republik lain bekas Soviet.

Dalam politik antarbangsa, Rusia tertarik memulihkan hubungan dekat dengan Libya di bidang perdagangan dan energi serta memperluas kerja sama militer dan teknis, kata Presiden Rusia Vladimir Putin pada Jumat.

"Kami dengan erat menjajaki pengembangan hubungan dengan Libya. Kami mendukung upaya pihak berwenang Libya menenangkan keadaan di negara itu dan menjamin rujuk bangsa," kata Putin dalam upacara penerimaan diplomatik 14 duta besar asing untuk Rusia, yang disiarkan di Rossiya-24.

Pada Rabu, Libya memilih 200 anggota parlemen baru, termasuk 32 wanita, dari 1.628 calon.Rakyat Libya berharap Kongres Umum Nasional mengakhiri kekerasan dan kekacauan politik di negara itu.

Kementerian Luar Negeri Rusia sebelumnya menyambut keputusan pihak berwenang Libya mengadakan pemilihan anggota parlemen dan mengatakan langkah lebih lanjut dapat mendorong upaya politik di negara itu.

Sementara itu, sekitar 110.000 orang lari dari Ukraina ke Rusia pada tahun ini, sedangkan 54.400 lagi mengungsi di dalam negeri, kata Melissa Fleming, juru bicara kepala Komisaris Tinggi Perserikatan Bangsa Bangsa untuk Pengungsi pada Jumat.

sumber : antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement