REPUBLIKA.CO.ID, YERUSALEM -- Pasukan keamanan Israel kembali menangkap enam orang Palestina terkait upaya menemukan ketiga remaja Yahudi yang hilang sewaktu menumpang kendaraan di Tepi Barat Sungai Jordan, Kamis, 12 Juni lalu.
Militer Israel di dalam satu pernyataan, Senin, mengatakan penangkapan terbau tersebut dilakukan di Tepi Barat pada Ahad malam (29/6). Lima di antara orang yang ditangkap diklaim sebagai anggota HAMAS.
Sebanyak 420 orang Palestina yang diduga terlibat dalam hilangnya tiga remaja Yahudi telah ditahan sejak awal "Operation Brother's Keeper".
Pencarian dan penyerbuan pada malam hari diwarnai bentrokan antara pasukan keamanan dan orang Palestina di Beitunia dan Khader, kata Jerusalem Post --yang mengutip seorang pejabat keamanan.
"Sebagaimana telah kami nilai, Ramadhan bukan penghalang bagi pencarian," kata pejabat keamanan tersebut, sebagaimana dikutip Xinhua --yang dipantau Antara di Jakarta, Senin malam.
Ia mengatakan militer "berusaha memperkecil gesekan dengan penduduk Palestina selama bulan suci umat Muslim".
Seorang wanita juru bicara Angkatan Darat Israel pada Senin mengatakan pasukan keamanan sejauh ini telah mencari 2.200 lokasi di seluruh Tepi Barat, termasuk 62 lembaga kesejahteraan Da'wa yang dioperasikan oleh HAMAS.
Pencarian itu telah membongkar puluhan senjata dan laboratorium bagi pembuatan alat peledak, serta terowongan penyelundupan dan melarikan diri yang digali di bawah rumah pribadi warga.
Pasukan seukuran divisi yang terdiri atas prajurit infentir, paramiliter, pasukan khusus dan satuan intelijen yang dibantu oleh "drone" pengintai terus menyisiri Tepi Barat, dan pencarian diadakan di Kota Al-Khalil (Hebron) dan sekitarnya, "tempat yang dikatakan Israel penculik remaja Yahudi itu berasal".
Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu pada Ahad mengatakan Israel takkan menyia-nyiakan kesempatan untuk menemukan kembali remaja Yahudi tersebut, dan bersiap meningkatkan penindasannya atas HAMAS jika perlu.