REPUBLIKA.CO.ID, NEW SOUTH WALES -- Para penghuni lembaga pemasyarakatan (lapas) di New South Wales memproduksi sendiri bahan makanan mereka. Kegiatan ini mampu menghemat anggaran belanja pemerintah untuk memberi makan seluruh penghuni lapas hingga $4 juta dollar setiap tahunnya. Selain itu para tahanan juga bisa mempelajari beragam keterampilan formal lainnya.
Setiap tahun biaya belanja untuk memberi makan 30 ribu orang narapidana di seluruh Australia mencapai $17.8 juta atau lebih dari Rp19 miliar.
Komisaris Layanan Pemasyarakatan, Peter Severin mengakui tanpa inisiatif memproduksi sendiri bahan pangan melalui program “Grow Your Own” maka biaya yang diperlukan itu akan jauh lebih tinggi. "Kami berhasil menghemat banyak uang pajak rakyat dengan melakukan program ini dan kami juga menyediakan beberapa pelatihan keterampilan kejuruan," katanya, baru-baru ini.
Jaksa Agung New South Wales dan Menteri Kehakiman Brad Hazzard mengatakan para narapidana berhasil mengelola ternak dan juga tanaman.
"Lewat program "Dari Lahan Pertanian di Penjara Menjadi Makanan di Piring Narapidana” kami berhasil memanen lebih dari satu juta apel, satu juta roti dan jutaan liter susu,” kata Hazzard.
"Kami juga melihat 80 persen kebutuhan daging sapi ternyata juga sudah berhasil dipasok oleh para narapidana itu sendiri,” tambahnya.
Misalnya di Lembaga Pemasyarakat Pusat St Heliers di Muswellbrook, di Hunter Valley, NSW yang menjadi produsen terbesar sayur-sayuran dan daging sapi dalam program tersebut, mereka berhasil memasok sendiri sekitar 70 persen kebutuhan bahan pangan di lembaga pemasyarakatan tersebut.
Tahun ini diharapkan panen sayur-sayuran di kebun mereka meningkat 3 kali lipat dan menghasilkan lebih dari 100 kilo brokoli, labu, daun bawang, kol serta cabe.
Dalam program ini para tahanan ditawari berbagai kursus di bidang pengolahan maupun pemrosesan makanan, kursus administrasi bisnis seperti mengendarai forklift, traktor dan menggunakan mesin gergaji.
Menteri Kehakiman Australia berharap program ini akan menurunkan resiko melakukan pelanggaran hukum kembali ketika seorang narapidana telah dibebaskan dari penjara.
Salah seorang narapidana, Shannan dari Gunnedah mengaku selama di penjara dirinya belajar cara mengendarai traktor dan menyemprotkan bahan kimia untuk mengontrol hama. Ia yakin keterampilan baru yang dimilikinya di bidang pertanian akan memudahkan dia mendapatkan pekerjaan setelah keluar dari penjara nanti.
"Kegiatan ini sangat positif dan membangkitkan semangat saya untuk terjun ke industri pertanian setelah keluar nanti,” tutur bapak dari 3 anak tersebut.
Program akan diperluas
Pemerintah NSW akan memperpanjang program ini dengan membangun pabrik pengolahan makanan baru di penjara John Morony di Windsor, Sydney senilai $6 juta. Pabrik itu akan memproduksi makanan beku dan menggantikan sistem masak dan hangatkan menu makanan para narapidana yang berlaku saat ini.
Sistem baru ini diyakini dapat menghemat anggaran makanan untuk penghuni lembaga pemasyarakatan sebesar $1.5 juta.
Pabrik baru juga akan menawarkan program studi sampai tingkat Sertifikat IV dalam berbagai bidang termasuk pengolahan makanan, logistik dan pergudangan.