Rabu 02 Jul 2014 18:38 WIB

Pria Australia ini Temukan 4 Ton Fosil Berusia Miliaran Tahun

Red:
abc news
abc news

REPUBLLIKA.CO.ID, QUEENSLAND -- David Elliott, yang berencana mendirikan museum dinosaurus di Queensland, Australia, hampir tak percaya ketika menemukan begitu banyak tumpukan fosil tulang dan bebatuan yang diperkirakan berusia miliaran tahun. Temuan fosil sebanyak 4 ton itu akan digunakan untuk menambah koleksinya.

David Elliott mengaku perasaannya campur aduk ketika menemukan begitu fosil tulang dan batu dalam ekspedisinya yang berlangsung selama lima minggu di negara bagian Queensland barat dan Wilayah Utara.

"Temuan ini sangat menarik, tapi saya tipe orang yang kurang sabar (sehingga) hal ini juga membuat saya frustasi... dan saya berharap bisa menyelesaikan semua," ujarnya baru-baru ini.

Salah satu temuan yang menarik adalah sebuah batu berusia 1,8 milyar tahun yang diduga merupakan fosil batu tertua di daerah Queensland.

Sayangnya, Elliott mengatakan dia tidak punya waktu banyak untuk temuan terbarunya tersebut karena saat ini dia tengah mempersiapkan proyek pengembangan museum yang didirikan. Museum bernama The Australian Age of Dinosaurs, yang akan dibangun tahun 2020, akan menceritakan babak lanjutan dari proses evolusi di Australia.

A stromatolite on David Elliott's property near Winton Fosil batu tertua stromatolite, diperkirakan berusia 1,8 milyar tahun. (Foto: ABC).

Elliott saat ini sibuk mengumpulkan berbagai macam fosil dari beberapa periode waktu untuk dipamerkan di museum tersebut.

"Kami ingin menceritakan secara utuh proses evolusi di Australia yang artinya kami harus mengumpulkan fosil dari seluruh Australia yang mewakili periode waktu yang berbeda," ujarnya. 

Saat ini, museumnya tidak memiliki ruangan yang cukup untuk koleksi tambahan. Pria tersebut akhirnya menyimpan temuan barunya di rumahnya. 

Namun hal tersebut tidak menyurutkan niatannya untuk mencari fosil yang lainnya.

"Museum ini akan terus berkembang untuk waktu yang lama, kami akan terus menemukan fosil dinosaurus baru," tambahnya. 

 

 

Disclaimer: Berita ini merupakan kerja sama Republika.co.id dengan ABC News (Australian Broadcasting Corporation). Hal yang terkait dengan tulisan, foto, grafis, video, dan keseluruhan isi berita menjadi tanggung jawab ABC News (Australian Broadcasting Corporation).
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement