Sabtu 05 Jul 2014 02:30 WIB

Inggris Peringatkan Warganya tak Pergi ke Suriah dan Irak

Rep: Dessy Suciati Saputri/ Red: Bilal Ramadhan
Pengungsi Suriah di kamp pengungsi yang terletak di Provinsi Idlib, utara Suriah.
Foto: AP Photo/Hussein Malla
Pengungsi Suriah di kamp pengungsi yang terletak di Provinsi Idlib, utara Suriah.

REPUBLIKA.CO.ID, LONDON-- Seorang warga Inggris yang mengaku ikut jihad bersama dengan para militan di Suriah menyatakan tak akan kembali ke Inggris. Ia mengaku tak mau kembali Inggris sampai ia dapat membawa bendera hitam Islam ke Downing Street dan Istana Buckingham.

The Guardian melaporkan, komentar tersebut disebarkan setelah pemimpin agama meminta Muslim Inggris tidak bepergian ke Suriah dan Irak di tengah-tengah kekhawatiran warga Muslim yang akan jihad meninggalkan negaranya dan bergabung dalam aksi terorisme.

Sebuah surat terbuka yang ditandatangani lebih dari 100 imam dari berbagai latar belakang teologi dan kelompok budaya pun mendesak Muslim Inggris untuk melanjutkan dukungan kepada warga yang terkena krisis di Suriah dan Irak dengan cara yang aman dan bertanggung jawab.

Qari Mohammed Asim, imam di masjid Leeds Makka yang juga memiliki peran dalam mengorganisir surat tersebut, mengatakan jumlah bencana kemanusian di Suriah dan meningkatnya kekerasan di Irak menciptakan berbagai respons yang belum pernah ada sebelumnya.

“Karena sekarang bulan Ramadan, pesan kami sangat sederhana, kita bersama-sama mendesak Muslim Inggris agar tidak terlibat dalam perpecahan sekterian atau perselisihan sosial,” katanya.

“Di Inggris, kita adalah Sunni dan Syiah, bersaudara dalam Islam, dan saudara di Inggris juga. Konflik di Suriah dan Irak tidak akan pernah mengubahnya,” katanya.

Seberapa tertarik Kamu untuk membeli mobil listrik?

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement